Thursday, October 6, 2011

Bersyukur untuk Berkat ‘Biasa’

Seringkali setiap menyambut pagi hari, aku enggan bangun dengan semangat. Rasa kantukku masih ada ditambah sisa lelah di badan yang mungkin belum terbayar sepenuhnya. Belum lagi, memikirkan beban pekerjaan yang harus kulakukan sepanjang hari, yang mungkin akan membuat waktuku cepat habis hingga malam datang lagi.

Sering juga aku mengeluhkan transportasi publik yang harus kunaiki setiap hari. Mulai dari angkot yang panas tanpa AC, berhenti seenaknya sendiri, sopir yang ugal-ugalan dan kondisi di dalamnya yang kurang aman. Atau bus Transjakarta yang kunaiki setiap hari, sering membuatku menunggu lama di halte hingga naik darah, AC yang kadang tidak terasa, belum lagi penumpang yang penuh berjubel di jam-jam sibuk.

Semua itu belum ditambah dengan kemacetan jalanan ibu kota yang semakin hari semakin gila. Ini juga yang membuatku enggan menyetir mobil sendiri di hari kerja. Bahkan naik taksi pun, bisa jadi pilihan yang salah. Kelelahan selanjutnya juga datang dari keharusan berjalan kaki di bawah teriknya matahari Jakarta, ditambah dengan debu jalanan yang sering membuat sesak napas.

Aku juga sering merasa stress dan lelah memikirkan berbagai pekerjaan yang terasa berat karena ditambah tekanan dari atasan. Atau memikirkan gaji yang kebanyakan hanya numpang lewat setiap bulan lantaran harus membayar ini itu ditambah pengeluaran setiap hari. Atau iri melihat sesama yang nampak lebih sukses dariku.

Sepertinya aku juga sering mengeluh karena masalah-masalah kecil dengan teman, keluarga atau pasangan. Atau hanya karena berat badan bertambah, jerawat yang muncul lagi di sudut wajah, handphone yang sering eror, AC di kamar yang rusak, baju yang sudah mulai jelek, membeli barang terlalu mahal, ketinggalan kesempatan diskon, tidak bisa makan enak, tidak bisa jalan-jalan dan segala tetek bengek lainnya.

Semua itu bagiku hal biasa, bukan suatu hal yang aneh dan kualami hampir setiap hari...

Aku memang sering tidak bersyukur untuk berkat yang ‘biasa’ itu. Aku juga sering tidak menyadari, betapa luar biasanya berkat yang ‘biasa’ itu. Memang aku sering mengeluh. Ah...aku kurang ini, aku kurang itu, aku ingin ini, aku ingin itu Tuhan...mengapa kau tidak adil padaku? Mengapa aku tidak bisa mendapatkannya?

Tapi tidak demikian dengan temanku. Namanya Victor Alexander. Seorang pria muda seumuranku, yang pernah dua tahun sekelas denganku dan lulus SMA di tahun yang sama. Pribadinya energik, cukup banyak bicara dan pintar secara akademis. Setelah mengambil jurusan IPA, dia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan kini sudah menjadi dokter muda.

Namun malam ini, aku tidak melihat sosoknya seperti itu lagi. Tubuh besarnya terkulai lemas di ranjang Rumah Sakit Royal Taruma. Ketika kupanggil, pandangan matanya bahkan tak mampu mengarah padaku. Lalu butuh beberapa menit hingga tangan kanannya bergerak ke arahku dan sempat kugenggam.

“Hai apa kabar? Masih inget gua? Uda lama kita nggak ketemu...” begitu kataku.

Saat itu wajahnya masih menengok ke kiri dan pandangan matanya tidak terarah. Mamanya lalu membisikkan, “Itu ada temen Victor, namanya Devi. Temen waktu di KY, lagi dijenguk tuh...”

Mamanya bilang, Victor mau hidup lebih baik kalau diberi kesembuhan.
Yah, sembuh...keinginannya kini hanya bisa sembuh, menjalani hidup yang normal dan mendapatkan berkat yang ‘biasa’ bagiku, dia dan kebanyakan orang lain.

Bagi orang sepertiku sekarang, berkat-berkat ‘biasa’ itu bukan hal aneh. Aku tidak merasa perlu bersyukur, bahkan lebih mudah mengeluh. Tapi tidak bagi Victor sekarang. Keinginan hatinya yang paling dalam hanya satu....mendapatkan berkat yang ‘biasa’ itu.

“Semangat ya...jangan menyerah dan terus berdoa...” begitu pesanku sebelum pulang.

“Iya...thank you buat semuanya...” jawab Victor dengan nada aneh dan terbata-bata.

Tuhan memberkatimu Vic...
Percaya, bahwa Dia akan memberikan berkat yang ‘biasa’ itu lagi padamu.


Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.


-Feifei-

Monday, September 5, 2011

Blessing...

Hari ini, aku mendadak dapat jadwal liputan halal bihalal Bank Mandiri jam 18.30 WIB. Kata Eko, humas yang sms ke Mba Evi, acaranya adalah pertemuan direksi Bank Mandiri dengan para nasabah utamanya. Misalnya Direktur Utama Telkom, Direktur Utama Unilever, Direktur Utama Garuda Food, dan Direktur Utama Sosro.

Hmm..yang terakhir sangat menarik hati. Maklum saja, Sinar Sosro yang terkenal dengan produk teh botol Sosronya itu, sangat tertutup dan sulit diwawancara.

Jadi, dengan mantap aku melangkah ke Gedung Bank Mandiri di kawasan Semanggi. Tapi tak disangka, acara sangat penuh orang...dan aku tidak tahu, yang mana Dirut Sosro????
Aku bertanya pada Eko, jawabannya..."Aku juga nggak hafal Dev.."
Ok, baiklaaahhhh...-__-"

Akhirnya aku memutuskan berkeliling, mencoba ngobrol dengan orang-orang yang...mungkin saja kebetulan dari Sosro, atau mengenal sosok Dirut Sosro. Aku pun ngobrol dengan Pak Budiman, pemilik perusahaan distributor karet di Palembang dan Jambi, dengan Pak Rico yang adalah Dirut Tunas Ridean. Terakhir, aku mengobrol dengan Ibu Fransiska N Mok, Direktur Commercial Banking Bank Mandiri.

Obrolan yang biasa dan santai itu, membawa Ibu Fransiska bertanya padaku, "Kamu suka nulis biografi nggak? Saya mau membuat biografi ibu saya."
Wah..jujur aku tidak pernah menulis buku, tapi aku bilang padanya aku tertarik untuk menjadi editor jika dia mau.

Usut punya usut, ibunda dari Ibu Fransiska sudah berumur 86 tahun saat ini. Ternyata, upaya membuat buku itu karena sang ibunda merupakan sosok wanita hebat dan tangguh. Bagaimana tidak, ayah dari Ibu Fransiska meninggal ketika usianya 13 tahun. Untuk itu, sang ibunda pun harus berjuang menghidupi dan mendidik 10 orang anaknya hingga dewasa.

Ibu Fransiska sendiri, merupakan anak keempat. Ketika kuliah di Fakultas Peternakan UNPAD (ternyata kami satu alumni), dia harus segera menyelesaikan kuliah dalam waktu lima tahun. Sesudah itu dia bekerja, untuk membantu membiayai enam adiknya.

Melalui perjalanan panjang pula, Ibu Fransiska kini mencapai jabatan Direktur Bank Mandiri, salah satu bank terbesar di negeri ini. Dia pun, sempat bercerita tentang anak sulungnya, yang usianya setahun lebih muda dariku. Anaknya itu, kini sudah bisa mandiri dengan membangun bisnis e-commerce milik sendiri. Dia, bahkan tidak lagi bergantung pada orang tuanya, kendati ibunya merupakan Direktur Bank Mandiri. Ibu Fransiska bahkan sempat menawarkan aku untuk direkomendasikan kepada anaknya, sehingga bisa memulai bisnis bersama.

Wow...aku sebenarnya mau saja. Tapi memang, aku agak takut jika tidak bisa mengatasi semuanya ini. Aku juga takut mengecewakan, karena aku tidak yakin mampu menjalaninya.

Tapi, satu kalimat yang aku ingat dan suka dari Ibu Fransiska..."Kamu yakin saja, asal kamu rajin, pasti bisa sukses kok. Bisnis ini juga bisa kamu jalankan dimana saja, tanpa harus meninggalkan pekerjaan kamu sebagai wartawan."

Asal kamu rajin, kamu pasti bisa sukses....
Kalimat itu hebat rasanya bagiku. Soalnya, aku memang tergolong orang yang suka tidak percaya diri. Padahal sudah begitu banyak berkat yang Tuhan berikan buatku. Salah satunya, pekerjaan baruku di MergerMarket per 19 September nanti. Tapi aku juga sering mudah menyerah dan mengambil tindakan 'malas', suka menunda dan mencari aman.

Ingin sekali menghilangkan semua itu. Caranya...dengan segera bertindak. Huff...semoga aku bisa melawan diriku sendiri.
Bagaimanapun, cerita masa lalu Ibu Fransiska sangat menginspirasiku. BerkatNya tidak pernah pergi atas anak-anakNya. Setiap kerja keras anak-anakNya akan selalu membuahkan hasil melimpah. Begitulah yang kulihat dari kehidupan Ibu Fransiska.


It's a blessing...

and it's nice meeting you Ibu...^^


-feifei-

Monday, August 1, 2011

Mengisi Blog Satu Lagi...

Rupanya aku punya satu account blog lagi....
Tadinya itu akan kubuat menjadi blog catatan-catatan kecilku, tapi terlupakan. Alhasil hanya membuat account dan kutinggalkan begitu saja haha...

Jadi, kuputuskan mengisinya dengan tulisan-tulisanku yang pernah dimuat di Majalah Fortune Indonesia. Tidak semuanya bisa dimuat, hanya beberapa saja dan mungkin tidak update. Soalnya memang kebijakan kami, tidak boleh publish sampai minimal 2 bulan setelah penerbitan.

Sebenarnya rencana ini sudah lama kupikirkan, tapi tidak kulakukan juga. Kebiasaan menunda-nunda ;p Jadi,sekarang aku mau mulai mensortir tulisan-tulisan yang pernah dimuat di Fortune dan kumuat lagi di blogku yang satu lagi. Oh iya, nama blog itu awalnya The Journey of Badak Oengoe, tapi karena jadi wadah memuat tulisan di Fortune kuputuskan berubah menjadi Being a Fortune Woman hehe...lumayan keren juga ;p

Cheers ^^

-feifei-

Sunday, July 31, 2011

TKI oh TKI...

Baru saja membaca postingan berita seorang teman tentang kisah seorang TKI yang dimuat di Kompas.com
Namanya Sri Nawati, warga Desa Karangowo, Kudus, Jawa Tengah. Sejak 2004 lalu, dia pergi mengadu nasib ke Kuwait. Tetapi keberadaannya tidak pernah diketahui sampai detik ini. Padahal kontrak kerja Sri seharusnya sudah habis sejak 2007. Kabar tak ada, uang pun tak pernah dikirimnya...

Masinah, yang juga warga Desa Karangowo, nasibnya sama saja. Dia berangkat ke Arab Saudi menjadi TKI sejak 1999, tapi kabarnya tak terdengar hingga kini. Entah dimana keberadaan mereka.

Baru-baru ini, kabar TKI di Arab Saudi memang santer terdengar. Terutama, Ruyati yang kabarnya mencuat lantaran dihukum pancung, dan Darsem yang hampir dihukum pancung namun terselamatkan lantaran dimaafkan oleh keluarga korban dan didenda Rp 4,7 miliar yang dibayar oleh negara. Ruyati tak terselamatkan, karena tidak dimaafkan oleh keluarga korban. Padahal keduanya sama-sama divonis bersalah karena membunuh meski untuk membela diri dari upaya perkosaan.

Darsem sempat mendapat banyak simpati dan warga pun mengumpulkan dana hingga Rp 1,2 miliar sebelum akhirnya pemerintah membayarkan denda itu. Uang itu terkumpul di stasiun TV One. Setelah Darsem berhasil dibawa pulang beberapa waktu lalu, uang itu diberikan kepadanya secara utuh. Katanya, akan dipakai untuk membangun rumah dan menyumbang ke panti asuhan. Berapa alokasinya masing-masing? Darsem tidak menjawab dan hanya tersenyum, pancaran kebahagiaan dirinya.

Tepat ketika melihat siaran TV yang menayangkan penyerahan dana itu, hatiku bertanya-tanya. Mengapa TV One lalu menyerahkan begitu saja uang itu kepada Darsem? Memang itu hak Darsem, yang awalnya untuk membebaskannya. Tapi mengapa tidak ada upaya bujukan kepada pihak Darsem untuk membuat sebuah wadah diplomasi untuk membantu TKI lainnya yang mengalami nasib serupa??
Jujur saja, seketika itu, aku tak lagi simpati pada Darsem ataupun TV One. Seharusnya, dana itu bisa digunakan untuk mewadahi kasus-kasus TKI yang serupa atau segala hal yang berkaitan dengannya. Toh dana itu dari masyarakat banyak, dan ditujukan untuk membebaskan Darsem, tetapi bukan untuk membuatnya kaya mendadak!!

Entah...mungkin karena latar belakang, tingkat pendidikan atau apa lah maksudnya....
Darsem memang berbeda dengan Prita Mulyasari. Ibu rumah tangga yang terkena kasus lantaran mengirim email protes tentang RS Omni International itu juga mendapat banyak simpati. Gerakan Koin untuk Prita lalu muncul dan menghasilkan uang sebesar Rp 825 juta. Fantastis!!!

Uang itu tadinya dikumpulkan untuk membantu Prita yang digugat denda Rp 204 juta. Tetapi Prita justru mengajukan banding dan bebas tanpa denda. Katanya, supaya uang yang terkumpul tidak terpakai. Setelah itu, Prita menyumbangkan uang itu ke yayasan untuk membantu orang-orang lain yang mengalami kasus serupa. "Untuk membantu 'Prita-Prita' lain," begitu katanya. Meski akhirnya, dana itu lalu dipakai untuk membantu korban Merapi sebesar Rp 800 juta.

Yeah...seharusnya, memang dana tersebut bisa digunakan untuk membantu lebih banyak orang. Terutama yang terkena kasus hukum, atau kasus serupa dengan yang dialaminya lantaran memang biayanya tidak murah.

Seandainya Darsem bisa berpikir demikian...mungkin saja keberadaan Sri Nawati atau Masinah bisa ditelusuri? Soalnya banyak juga TKI yang hilang jejaknya di negeri antah berantah. Walaupun begitu, toh kebanyakan penduduk lapisan bawah masih belum kapok juga. Pemberangkatan TKI masih banyak, meskipun mereka disiksa, tidak diberi gaji, sering hampir diperkosa di Arab Saudi, Malaysia, Kuwait, dll.

Jadi teringat yang dikatakan Djoko Susanto, pendiri jaringan Alfamart. "Daripada banyak yang jadi TKI di luar negeri, lebih baik kerja di sini. Kami mendirikan Alfamart dan menyerap banyak tenaga kerja," begitu katanya.

Padahal, gaji yang diterima sebenarnya tidak sangat jauh berbeda dibandingkan UMR di dalam negeri. Aku masih ingat ketika Siti, adik Fa, pengasuhku waktu kecil, berangkat menjadi TKI ke Singapura. Katanya, gaji yang diterima sekitar satu juta lebih. Seorang mantan TKI lain yang kutemui di Lumajang juga bercerita gajinya sekitar SGD 200-300 di Singapura, yang jika dikurs berarti sekitar Rp 1,4-2,1 juta. Mungkin sekitar 2kali lipat dibandingkan UMR pembantu atau pegawai lulusan SMA di Jakarta. Tapi mereka juga bisa menjadi baby sitter yang gajinya bisa mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Setidaknya, mereka tidak disiksa, dan tetap berada di negeri sendiri.

Mungkin gemerlap atau gengsi luar negeri menjadi salah satu yang mereka cari. Bukan hanya uang semata, yang seharusnya bisa didapatkan seandainya pemerintah kita bisa membangun negeri ini dengan lebih baik. Toh kita memiliki semuanya, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang demikian sangat besarnya.

Seandainya saja....

-feifei-

Monday, June 27, 2011

Kenangan Buitenzorg

Tiba-tiba ingat kenangan waktu berkunjung sehari ke Bogor alias Buitenzorg, nama jaman bahelua dulu ;p
Tanggal 30 April 2011, pagi-pagi sekali aku, Devina dan Dwi janji bertemu di halte busway Grogol. Sesudah itu, kami bertemu Gita di Stasiun Jakarta Kota dan akhirnya naik Pakuwon Ekspress menuju Buitenzorg jam 7.30 WIB. Perjalanannya sekitar 1 jam, dan kami mendapat gerbong khusus wanita, jadi hanya ada beberapa orang saja di satu gerbong yang ber-AC yippiee...^^

Sekitar pukul 09.00 WIB kami mencapai Stasiun Bogor. Di depan jalan stasiun yang sempit itu, kami langsung mencari angkot hijau nomor 03, menuju Taman Kencana. Di sekitaran sana, katanya banyak kuliner enak & asik yang harus didatangi. Awalnya kami mencari Es Buah Pak Ewok, ternyata yang dicari justru tidak ketemu. Dan sepanjang jalan kami menemukan Makaroni Panggang, Lasagna Gulung, Pie Apple, dan beberapa lainnya, yang aku lupa.

Saking antusiasnya, kami berempat akhirnya memutuskan mencoba satu per satu makanan itu. Pertama, mencapai Pie Apple dengan rencana dibungkus satu buah untuk dimakan di Kebun Raya. Ternyata kami menemukan Pizza Bakar di seberangnya, dan membuat kami berbelok ke sana. Pizzanya...enak dan tempatnya nyaman, terutama untuk foto-foto hehe...

Tetapi rencana membungkus Pie Apple kesampaian juga. Sesudahnya, kami belok ke Lasagna Gulung. Kami berpikir membeli satu buah untuk dibagi empat, supaya tidak terlalu kenyang. Ternyata, lasagna itu panjangnya 30 cm dan lebar sekitar 10 cm dan tebal 10 cm. Alhasil, kenyaaannggg...dan eneg :(
Aku dan Gita berhasil makan dua potong, Devina hanya satu karena eneg dan Dwie jadi juara pertama dengan memakan tiga potong hehehe...
Sebelum pulang, tidak lupa kami foto-foto di taman restoran itu. Soalnya ada dua ayunan yang asik dijadikan background, dan akhirnya foto pun jadi seperti album perdana girlband hahaha...

Tujuan selanjutnya adalah Roti Unyil Venus, tentunya untuk oleh-oleh ^^
Setelah dua kali naik angkot, dan jarak yang lumayan jauh dari Taman Kencana, kami mencapai Venus. Foto-foto, sekali lagi tidak dilupakan, terutama olehku.

Beli oleh-oleh selesaaaiiii...ayo ke Kebun Raya!! ^^
Waktu masuk Kebun Raya, aku takjub lho...ternyata benar-benar seperti hutan di dalam kota. Suasananya sangat sejuk, pohon-pohon dan bangunan di dalamnya sangat klasik, sesuai usianya yang puluhan sampai ratusan tahun.
Tadinya kami ingin melihat bunga bangkai, tapi sayang...dia baru saja mati dua minggu sebelumnya dan sekarang masuk lagi ke tahap dorman :(
Akhirnya kami pun masuk ke Museum Zoologi, yang isinya berbagai binatang diawetkan. Aku menemukan Badak Bercula Satu alias Bacusa alias Rhinoceros Sondaicus, benar-benar asli diawetkan. Warnanya sudah hitam, mungkin karena usianya sudah tua. Katanya itu adalah Bacusa terakhir yang ditemukan di Tasikmalaya sekitar 50 tahun lalu. Badak itu akhirnya ditembak dan diawetkan supaya tidak dibunuh oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Kasihan...;(

Hampir seharian jalan-jalan ke Bogor ternyata cukup melelahkan. Kami sempat berpikir jalan kaki berkeliling Kebun Raya, tapi akhirnya memutuskan naik mobil keliling lantaran sudah cape ;p Bayar Rp 10.000 per orang, lalu kami diantar berputar-putar dan diberi penjelasan beraneka ragam tanaman yang rata-rata lebih tua dari kami. Dan aku menjadi yang paling cerewet bertanya kepada pemandu :p

Selesai berkeliling, kami hanya bisa beristirahat di Cafe Organik karena kelelahan. Setelah sempat makan Pie Apple yang tadi dibeli, plus pesan baso organik dan minuman macam-macam, kami pun berniat pulang dan mengejar kereta pukul 17.00 WIB.

Sayang, gara-gara salah naik angkot dengan sopir belagu yang membuat kami berputar-putar di jalanan Kota Bogor yang macet. Akhirnya kami pindah angkot dan baru bisa sampai stasiun jam lima lewat dan harus naik kereta terakhir pukul 18.00 WIB.

Seharian di Bogor menyenangkan, sayang akhirnya menyebalkan karena sopir angkot itu dan seorang pria muda tidak punya nyali dan sok keren di angkot kedua. Hampir saja kami berantem, empat cewe lawan satu cowo hahahaa....
But that's it, di kereta yang ada lumayan kecapean dan pemenang tidur di kereta adalah Gita hihihi...;p
Dan sekitar jam 19.30 WIB, kami pun mencapai Stasiun Jakarta Kota lagi...^^

Sepertinya boleh juga lain kali main-main lagi ke Buitenzorg, terutama menuntaskan hasrat makan Makaroni Panggang dan Es Buah Pak Ewok yang belum kesampaian hehe...

-feifei-

Tuesday, May 31, 2011

Mengenal Eros…

Masih lekat dalam benakku, hari dimana aku menyambut pagi yang menggebu.
Hari inikah jawabannya, Tuhan? Membahagiakan atau mengecewakan?
Aku tak pernah tahu…
Yang kulakukan hanya mempersiapkan diri bertemu seorang teman lama di sebuah mall di Jakarta.

Malam pada hari itu, aku terdiam tak percaya. Rasanya aneh ketika aku mendapatkan jawabanNya…membahagiakan.
Hampir satu tahun lamanya, aku bertanya, meminta, sekaligus dibentukNya.
Percaya, bahwa tidak ada yang mustahil jika Dia berkenan memberikan apapun yang kita harapkan.

Aku masih ingat, hari dimana aku memutuskan untuk berusaha…
“Ayo mencoba, jika tidak maka kita tak pernah tahu.”
“Ayo berani, sampai kapan harus berdiam diri?”
“Ayo lawan diri sendiri, sampai kapan tembok raksasa itu tak kau runtuhkan?”

Hmm..ya..ya…
Jari jemariku bergerak-gerak menekan tuts keyboard, mencoba mengetik sebuah pesan.
Tidak..tidak..
Tidak begini kalimatnya…
Jariku bergerak lagi menekan tuts backspace, lalu kembali menekan huruf-huruf.
Sudah pas kah?
Hmm..belum..coba kulihat lagi…
OK…begitu saja kalimatnya…
Send…send…
Ahh…tapi, yakin akan dikirim?
Atau tidak perlu ya? Biarkan saja…biarkan rasa ini terkubur dalam-dalam?
Tapi…ayolah…coba saja…
Baiklah…klik send…
OK…send…

Kupejamkan mataku…
Sambil mencoba mengatasi bunyi dentuman yang mengetuk-ngetuk di dalam dadaku.
Baiklah..aku sudah mengirimnya.
Lalu bagaimana jika tidak dijawab?
Yah…setidaknya aku sudah mencoba.
Artinya…aku harus siap dengan apapun konsekuensinya. Ya…

Satu hari…dua hari…
Entah berapa hari lamanya aku menunggu…
Membuka inbox setiap hari, mencari jawaban atas pesanku
Sampai akhirnya, jawaban itu muncul.
Judulnya “Re: Halloo..”

Deg..deg…
Isi yang biasa, jawaban atas sapaan teman lama.
Tapi hatiku sangat bahagia…

Dari sana, semuanya berlanjut. Pesan berantai terkirim, dengan berbagai cerita tentang kehidupan kami sehari-hari.
Yah maklum saja, kini kami berjauhan.
Antara Parisj van Java dan Pulau Dewata, aku jatuh cinta…

Hari demi hari, kuisi dengan penantian akan pesan baru darinya.
Di sela setiap kepusingan menyelesaikan satu tahap kehidupanku.

Dari sana, setiap hari aku berdoa…bagiku dan baginya…
Eros, bentuk kasih yang sebelumnya kuanggap mitos semata
Rupanya diam-diam, dia datang dan mengubah diriku
Lewat doa, pribadiku pun dibentuk...
Padahal, berkali-kali aku berkata ketika lelah menghampiriku…
“Sudah…sudah…lelah sekali hati ini rasanya.”
“Sudah…sudah…apa kamu yakin, jawabannya iya?”
“Sudah…sudah…apa dia memikirkanmu ketika kamu memikirkan dia?”

Hingga berkali-kali aku juga berdoa…
“Tuhan, jika jawabannya tidak…bolehkah segera katakan padaku?”
“Tuhan, cepatlah berikan jawabanMu…aku mulai lelah.”

“Sabar nak…tenang saja…tenanglah…sampai kubentuk dirimu dengan kasihKu.”
Begitu jawaban yang selalu kuterima.

Seorang temanku pernah berkata…
“Fei, mendoakan seseorang yang kita sayangi, bukan berarti meminta dia juga punya perasaan yang sama dengan kita.”
“Fei, itu berarti kita mendoakan dia, mohon berkat bagi dia, mohon perlindungan bagi dia, mohon setiap hal yang terbaik bagi dia.”
“Fei, berdoalah terus bagi dia…sampai kamu mencintainya dalam doa, dan menemukan jawabannya.”

Ya…Tapi bisakah aku?
Hati ini tak pernah mengizinkan siapapun tinggal berlama-lama di dalamnya.
Hati ini tak pernah mengizinkan berharap akan seseorang kaum adam.
Mitos, itu hanya mitos saja…tidak ada yang nyata…
Begitu pikirku…

Tapi, Dia berkata lain…
Bisa Fei…jika Aku berkata iya…

Benarkah Tuhan?
“Iya, dan ayo…belajar berharap untuk sang Eros,” begitu jawabNya.

Hari itu, hari yang sama seperti saat ini…empat tahun lalu.
Dia memberikan jawabanNya…
Dia membuktikannya…tiada yang mustahil bagi Dia.
Meski segala sesuatunya tampak tak mungkin bagi kita…

Dan sejak hari itu, aku berkata padaNya…
Terima kasih Tuhan, untuk pribadiku yang dibentuk luar biasa…
Aku tidak ingin menyesali, apapun yang akan terjadi ke depan.
Karena Kau telah mengenalkanku pada Sang Eros yang sesungguhnya.
Karena kasih, selalu berupaya untuk memberi…tanpa mengharap kembali…
Terima kasih, Kau ajarkan aku kasih yang sejati…
Kau ajarkan aku mengasihi seperti yang Engkau lakukan
Meski kasihku sangat jauh dari sempurna dibandingkan kasihMu

-feifei-

Tuesday, May 24, 2011

Operasi Plastik Artis-Artis Korea

Hmm...nggak sengaja buka-buka thread forum tentang foto before and after.
Tiba-tiba aku ingat pada artis-artis yang suka melakukan operasi plastik. Beberapa tahun belakangan ini, yang terkenal adalah para artis Korea. Yeah, seleb-seleb negeri ginseng itu, kabarnya hampir semua melakukan operasi plastik.

Sempat kucari-cari di Google, ternyata memang banyak yang membicarakan itu...
Dari situs-situs dan foto-foto yang muncul, kebanyakan mereka melakukan operasi plastik untuk mata. Orang-orang Korea memang biasanya bermata sipit, sama seperti orang China atau Jepang. Mereka memang serumpun siy...

Nggak heran, kalau bentuk mata artis-artis Korea kelihatan sama semua. Kecil tapi bulat dan terkesan manis. Selain mata, yang sering dioperasi juga adalah hidung dan rahang. Hasilnya...biasanya memang jauh berbeda dari wajah sebelumnya. Padahal menurutku, mereka cukup cantik & ganteng sebelum operasi. Paling tidak, make over bisa koq dilakukan dengan make up saja. Walaupun, memang sih...nggak permanen.

Tapi katanya, entah benar atau nggak. Orang Korea lebih suka bentuk yang seragam, bukan berbeda-beda. Mungkin itu sebabnya, wajah-wajah artis Korea kebanyakan terkesan manis, imut, lembut, dan cowo yang lebih terkesan cantik daripada ganteng.

Hmm...jadi ingat cerita Asing Mira dan Acek Huk waktu mereka pulang dari wisata di Korea sekitar dua tahun lalu. Kata Asing, wajah-wajah anak muda Korea, terutama cewe rata-rata mirip. Bentuk hidungnya selalu mancung & kecil. Dan semuanya itu bisa ditemui di jalanan kota-kota besar Korea seperti Seoul.

Kabarnya operasi plastik memang sudah menjadi hal wajar & tidak memalukan di Korea. Wow...:D

Tapi aku tetap tidak setuju dengan operasi plastik, kecuali untuk membenahi bekas luka atau kecelakaan yang tidak disengaja. Bagaimanapun, setiap orang dibentuk unik oleh Sang Maha Segala. Oleh karena itu, setiap pribadi adalah hadiah yang diberikan olehNya bagi dunia...jadi, nggak boleh dirusak lho..^^

Ini beberapa foto yang kudapat dari googling, dan saya yakin pastinya masih banyak foto lain kalau mau dicari. Yeah walaupun saya bukan tergolong penggemar artis Korea tapi boleh kan iseng-iseng...;p


Hyo Yun SNSD



Kim Ah Joong



Uhm Jung Hwa



-by feifei-

Friday, May 13, 2011

Begadang at Office....

Begadang lagi di kantor...
Deadline hari ini, masih bekerja di kantor sampai jam 01.00 WIB. Itu pun belum selesai, karena menunggu tulisan yang harus diedit dan harus ditranslate lagi ke bahasa inggris. Yah, maklum saja...sebagai majalah franchise, kami memang harus selalu lapor ke Time Inc, New York.

Cukup melelahkan memang...
Deadline beberapa bulan lalu, aku pulang dari kantor jam 12.30 WIB. Yah sama juga, karena adanya translate ini. Akhirnya tidak bisa pulang sebelum selesai editing.

Dulu sewaktu magang di Media Indonesia tahun 2005, aku juga pernah pulang pagi sampai jam 05.30 WIB. Selain karena belum selesai dan harus segera selesai, juga karena hujan yang membuat sekitar Kedoya banjir. Waktu itu, akhirnya dijemput papi & cece.

Hari ini, harus pesan taksi lagi untuk pulang...
Dan hasil editan baru saja masuk ke emailku, pukul 01.10 WIB. Semoga bisa cepat selesai translatenya...

-feifei-

Thursday, April 7, 2011

Sarapan Khas di Seluruh Dunia

Tak ada yang meragukan, sarapan merupakan kebiasaan yang sehat. Manfaatnya diakui masyarakat di seluruh negara di dunia. Salah satu manfaat sarapan ialah memberi tubuh kita cadangan energi untuk beraktivitas hingga siang hari.

Nah, tahukah Anda bahwa setiap masyarakat di setiap negara memiliki kekhasan menu sarapan masing-masing. Di Indonesia, misalnya. Sebagian dari kita, menyukai nasi goreng plus telur dadar untuk makan pagi yang istimewa. Ingin tahu sarapan khas di berbagai negara, berikut ciri penjelasannya, dikutip dari laman Times of India.

Jepang





Mari kita mulai dengan Jepang. Negeri Matahari Terbit ini memiliki sarapan tradisional yang khas. Terdiri dari beras, seafood, dan makanan fermentasi.

Selain itu, Natto (sejenis kedelai fermentasi) juga menjadi menu populer yang khusus dimakan sebagai santap sarapan orang Jepang.

Kemudian, sarapan khas yang biasanya dihidangkan di restoran-restoran di Jepang , antara lain Miso sup, nasi dengan Nori, Natto, bubur beras, ikan bakar, telur mentah, dan sayuran acar.

Spanyol






Biasanya bahan makanan untuk sarapan orang Spanyol berasal dari hasil kekayaan laut. Ini sekaligus mencerminkan Spanyol sebagai salah satu negara maritim.

Sejarah panjang Spanyol dengan pengaruh budayanya banyak menghasilkan sebuah array dari masakan yang unik dengan ribuan resep dan rasa. Makanan ini juga terkenal memiliki manfaat kesehatan.

Berlawanan dengan kepercayaan populer, masakan Spanyol yang identik dengan rasa pedas sebenarnya masih kurang jika dibandingkan dengan masakan di Amerika Utara, termasuk juga masakan Meksiko. Salah satu sarapan sederhana di sini ialah Churros (gorengan hangat) dengan cokelat panas.

Turki







Sarapan khas Turki terdiri dari keju, mentega, buah zaitun, telur, tomat, ketimun, paprika hijau, reçel (selai), dari buah-buahan utuh dan madu biasanya dikonsumsi di atas kaymak.

Spicy sosis Turki (Sucuk), Pastirma, Borek, simit, Pogaça, bahkan sup juga biasa dikonsumsi sebagai makanan pagi hari.

Kemudian, ada menu khusus Turki yang umum untuk sajian sarapan namanya Menemen. Sajian ini yang disusun dengan tomat panggang, cabai, minyak zaitun dan telur. Biasanya, menu itu selalu didampingi dengan minuman teh hitam.

Kamboja



Sarapan khas masyarakat Kamboja ialah bubur beras (babaw). Bubur polos ini biasanya disantap dengan telur asin, sayur acar, atau ikan kering.

Selain itu, bubur ayam dan bubur laut juga menjadi menu sarapan khas di sana. Ada lagi nasi yang disajikan dengan irisan daging babi atau ayam dengan sayuran acar atau hidangan mie.

Australia





Sarapan khas orang Australia mirip sarapan di banyak negara Barat. Karena cuaca di sana hangat, menu sarapan umumnya ringan. Tapi, di daerah dingin biasanya mereka memilih sarapan bubur.

Mereka juga mempunyai menu sarapan yang lebih ringan, yaitu terdiri dari sereal, roti bakar dan buah. Sarapan yang lebih berat sering kali berisi daging babi goreng, telur, jamur, kacang panggang, sosis, tomat, dan roti bakar.

Di sana juga ada menu sarapan yang cukup populer, yakni Vegemite, biasanya diterapkan pada roti panggang atau roti. Sementara minuman untuk melengkapi sarapan, biasanya teh, kopi, susu rasa atau jus.

Swedia





Sarapan orang Swedia, seperti juga negara-negara Skandinavia lainnya (Denmark, Norwegia dan Finlandia), terdiri dari ikan, daging, dan kentang.

Hidangan sarapan terkenal lainnya di negara ini ialah bakso Swedia yang disajikan secara tradisional dengan saus, kentang rebus dan selai lingonberry, pancake, lutfisk.

Sedangkan minuman pengiring sarapannya, biasanya akvavit, yaitu minuman beralkohol yang populer. Minuman ini sangat penting dalam budaya Swedia.

Indonesia
Nah kalo ini, makanan yang sering kita makan sehari-hari hehe...
Orang Indonesia umumnya suka sarapan nasi goreng telur ceplok, nasi uduk juga ada, nasi kuning, ketupat sayur, kupat tahu, bubur ayam, de el el...^^














Sumber: Vivanews.com plus pengalaman pribadi dan foto-foto google ^^

Manusia Merangkak??

Nemu artikel ini, kaget juga ternyata masih ada yang kaya gini ^^

Misteri Keluarga Berjalan Merangkak
Vivanews.com




Mereka berjalan dengan dua telapak tangan dan telapak kaki bak manusia purba.
Begitu mudah mengenali lima bersaudara asal Turki ini. Mereka selalu berjalan merangkak. Tidak dengan lutut, melainkan dua telapak kaki dan dua telapak tangan. Layaknya manusia purba.

Mereka menjadi perhatian dunia setelah jaringan televisi BBC menayangkan film dokumenter bertajuk 'The Family That Walks On All Fours' lima tahun silam. Film ini juga memperlihatkan cara mereka bertahan di dalam kelompok masyarakat modern.

Mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan duduk di lantai luar rumah mereka, yang terletak di sebuah desa terpencil. Namun, satu saudara mereka telah melakukan perjalanan keluar desa dan terlibat
interaksi dengan orang modern.

Saat film dokumenter itu tayang, lima saudara kandung itu berusia 18 sampai 34 tahun. Mereka yang merupakan keturunan Kurdi, suku pedalaman di Turki, terlihat begitu leluasa bergerak dengan dua telapak tangan dan telapak kakinya. Sementara wajahnya mendongak menghadap ke depan.

Mereka tak dapat berdiri tegak dengan dua kaki. Saat dipaksa, mereka akan berdiri dengan posisi lutut menekuk dan kepala mendongak. Dua wanita dan satu laki-laki dari lima bersaudara itu sama sekali tak bisa berjalan dengan dua kaki. Sementara dua lainnya masih bisa berjalan dengan dua kaki meski terhuyung.

Meski terlihat aneh, keberadaan keluarga ini memberi kontribusi terhadap penelitian mengenai evolusi manusia dari berjalan merangkak hingga berjalan dengan tegak. Para ilmuan percaya bahwa kondisi mereka dapat memberikan penjelasan berbeda dan lebih detail dari teori-teori sebelumnya, terkait evolusi manuisia.

Hasil penelitian menunjukkan, adanya kelainan genetik yang membuat mereka berjalan merangkak. Hal ini dapat memberikan informasi berharga mengenai bagaimana manusia berevolusi dan manusia purba dengan empat kaki berkembang menjadi manusia dengan dua kaki.

"Hal ini sungguh menakjubkan sebagai contoh kelainan yang menunjukkan perkembangan manusia. Tapi, tujuan mereka hidup adalah bagaimana dapat bertahan hidup di dunia modern," ujar Profesor Nicholas Humphrey, psikolog evolusi di London School of Economics, seperti dikutip dari Daily Mail.

Profesor yang telah mengunjungi keluarga ini dua kali mengatakan bahwa lima bersaudara itu memiliki keterbelakangan mental. Orangtua mereka diyakini memberikan kombinasi gen unik yang mengakibatkan keterbatasan itu.

Beberapa peneliti berpendapat, kesalahan genetik telah memicu perkembangan mereka bak manusia purba atau 'keterbelakangan evolusi'. Sedangkan peneliti lainnya percaya hal tersebut akibat kerusakan
otak yang memungkinkan proses berjalan tidak bekerja.

Mereka lebih memilih berjalan dengan telapak tangan mereka dibandingkan berjalan dengan menggunakan ruas-ruas tubuh mereka seperti gorila atau simpanse. Para peneliti percaya, ini mungkin cara manusia purba berjalan melindungi jari-jari mereka dengan gerakan yang lebih halus.

Profesor Nicholas Humphrey mengatakan bahwa yang dilakukan keluarga ini adalah kembali ke perilaku naluriah yang dikodekan jauh di dalam otak, dan tidak dihiraukan selama evolusi. "Saya tidak berpikir mereka ditakdirkan untuk menjadi hewan berkaki empat, tetapi mereka memiliki gen yang unik yang menjadikan mereka seperti ini," ujarnya.

Kelima sodara ini menciptakan sebuah jendela masa lalu kita yangtidak mungkin diberikan oleh kerangka tubuh manusia modern. Penelitian terkait bentuk tangan mereka menunjukkan tangan yang penuh dengan
kapalan karena telah berjalan merangkak bertahun-tahun. "Kita memiliki manusia dewasa yang berjalan seperti nenek moyang kita berjuta tahun yang lalu," ujarnya.

Tuesday, March 22, 2011

Pekerjaan Menumpuk...

Beberapa hari belakangan aku dipusingkan dengan pekerjaan yang menumpuk...
Sepertinya hal ini tidak pernah kurasakan sejak bekerja di Fortune, tapi yah..akhirnya kini kurasakan juga :(

Memang, semuanya berawal dari kebiasaanku menunda-nunda transkrip tulisan, satu pekerjaan yang paling membosankan. Dan akhirnya selanjutnya menjadi lebih memusingkan...

Lalu ada tulisan yang dikembalikan untuk direvisi besar-besaran, yang membuatku pusing bukan kepalang. Akhirnya sempat down dan stress juga...;(

Untuk edisi kali ini, kami juga masih blur...belum menemukan angle terbaik untuk cover story. Sehingga membuat kami harus meeting berkali-kali, dan mengubah angle tulisan yang harus kami cari. Lalu, perlu menghubungi banyak orang untuk menentukan arah tulisan itu...sebelum akhirnya berangkat untuk reportase.

Beberapa rubrik rutin yang biasa kupegang, seperti Face Off pun tidak juga menemukan titik cerah. Gara-garanya, aku tidak fokus mengerjakan yang satu ini. Sehingga pikiranku semuanya terpecah :(
Lagipula, sebenarnya aku tidak suka rubrik ini. Soalnya meski hanya satu halaman, mencari dua analis yang memiliki pendapat berbeda ternyata susah sekali. Mau bagaimana, soalnya analis pasar modal kita memang tidak sangat banyak. Ditambah lagi, saham-saham yang aktif diperdagangkan juga tidak sangat banyak. Akhirnya, bisa dibilang hampir rata-rata analis akan memberikan pendapat serupa.

Bullish...semua bullish...
Bearish...semua bearish...

Entahlah, aku harus terus belajar membagi pikiranku. Bagaimana mengerjakan tugas saat ini, mengejar tulisan edisi mendatang, dan sekaligus peka terhadap ide-ide baru yang bisa menjadi bahan tulisan.

Dan saat ini, display laptopku pun penuh oleh stick notes yang terisi berbagai macam tugas yang harus segera diselesaikan.

Semoga semua ini bisa segera kuatasi...;(
Bless me, God...



-feifei-

Monday, March 14, 2011

Es Krim Ragusa



Es krim Ragusa....
Setelah tahu dari lama, akhirnya aku makan juga es krim ala Italia yang ngetrend di jaman Hindia Belanda ini. Ihiiyy....;p

Dari dulu, aku nggak tahu tempat yang pasti dari toko es krim ini. Tapi hmm..sekitar 2 tahun lalu (tetep aja uda lama) aku sempat lewat toko es krim Ragusa di Jalan Veteran I. Waktu itu aku sedang dalam perjalanan liputan bersama Mba Silvy, wartawan Bisnis Indonesia.

Sudah lama juga pengen ajak Billy ke sini, buat nyoba es krim jaman Belanda ini. Akhir tahun lalu, sempat mau mengajak Billy sekeluarga ke sini. Tapi sayang jalan di sebelah Masjid Istiqlal tutup dan aku tidak tahu harus lewat jalan mana.

Akhirnyaaa...hari minggu kemarin (13/2) aku ke sana, bareng Devina. Sehari sebelumnya aku browsing di google map, jalan masuk ke sana selain jalan sebelah Masjid Istiqlal. Ternyata bisa lewat Monas. Setelah menjemput Devina di Grogol, kami segera meluncur ke Veteran. Btw aku akhirnya menyetir mobil sendiri dalam jarak cukup jauh. Terbilang nekat, tapi yang penting pede dan ternyata bisaaa...yippiee..^^

Anyway, akhirnya kami sampai juga di Es Krim Ragusa yang sudah berdiri sejak 1932. Toko itu kecil dan terselip di antara deretan toko lain yang juga masih berbau jaman Hindia Belanda, salah satunya Dapur Babah Elite. Suasananya pun jadoel, lengkap dengan deretan meja kayu dan kursi rotan, mesin hitung yang sudah kelihatan tua. Ditambah lagi ruangan itu tidak ber-AC, hanya mengandalkan kipas angin.

Dinding kanan kiri toko ini juga dipenuhi jajaran foto-foto jadoel. Ada foto keluarga Ragusa, pendiri toko ini yang berasal dari Italia. Ada juga foto suasana toko es krim ini di jaman Hindia Belanda, atau foto cafe es krim Ragusa di Pasar Gambir tahun 1930an. Tapi untuk suasana kuno, masih agak kalah dengan Sumber Hidangan di Braga, Bandung. I really luv that place hehe...

Aku pun memesan Coupe de Maison, isinya satu scoope es krim vanilla dan di atasnya ada lagi satu scoope es krim nougat warna hijau, plus taburan kacang. Sedangkan Devina pesan satu scoope es krim vanilla saja. Lagi-lagi disajikan bergaya jadoel, dengan gelas piala yang terbuat dari stainless steel dan nampaknya memang sudah jadoel ;p



Ughh..tapi kesenangan kami berubah tidak lama kemudian karena rasanya ternyata mengecewakan. Memang sih es krim ini terasa sekali terbuat dari susu dan gula asli. Tapi terlalu manis...dan membuat kami eneg ;(
Untung saja aku tidak memesan es krim spaghetti atau banana split yang katanya favorit dan porsinya besar. Soalnya kami memang masih kenyang, gara-gara baru saja makan.

Dengan susah payah akhirnya kami menghabiskan dua gelas es krim itu. Sayang rasanya kurang cocok bagi kami, padahal aku suka suasana jadoel di sana. Yeah aku memang selalu suka tempat-tempat berbau Hindia Belanda kuno, seru rasanya ^^

Tapi sepertinya banyak juga pecinta es krim ini. Soalnya selama di sana, aku melihat ada dua pasang kakek nenek yang asyik menikmati es krim. Kupikir, mereka pasti masih suka bernostalgia. Sepertinya mereka sering makan di sana sejak masih muda hehe... Selain itu, meja-meja di sana juga banyak diisi keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anak plus saudara lainnya. Jadi, penggemar es krim ini lumayan juga.

Tapi biar bagaimanapun akhirnyaaa...aku mencoba es krim Ragusa. Mungkin boleh juga kalau iseng-iseng ke sana lagi suatu hari nanti ;p

-FeiFei-

Sunday, February 27, 2011

Acara Ultah Mengecewakan

Hari Jumat sore, aku mendapat dua buah undangan di mejaku, acara Ulang Tahun ke-30 Bina Nusantara (Binus). Tempatnya di Central Park (CP), dan tidak cukup menarik, makanya teman-teman tidak ada yang berebut ke sana.

Walaupun awalnya enggan, akhirnya kuputuskan pergi juga. Kupikir, lumayan karena ada artis Project Pop dan Rossa yang bakal tampil di sana. Akhirnya aku mengajak Devina untuk ikut, soalnya kos dia tidak jauh dari CP. Yupe...Tanjung Duren, yang seharusnya bisa dijangkau dengan jalan kaki ke CP walaupun bikin gempor haha...

So, Minggu sore (27/2) aku bertandang ke kosnya. Kami juga sangat semangat dandan karena ditulis untuk menggunakan dress code formal di undangan itu. Lalu, kami berangkat ke CP naik bajaj dari sana. Walaupun sudah wangi, rapi dan cantik, tetap saja naiknya bajaj haha..

Acaranya molor, dari jadwal undangan jam 7 malam akhirnya baru mulai sekitar jam 8 malam. Pembukaannya lumayan juga, karena ada Duo Percussion, PSM Ubinus, penari-penari cilik dari Binus School dan Orkestra, yang walaupun menurut kami, suaranya agak cempreng ;p

Pembawa acaranya lumayan terkenal, salah satunya Susan Bachtiar. Satunya lagi aku tidak kenal, namanya Donny de Keizer?? Kalau tidak salah begitu...

Acaranya juga banyak diisi perform dari unit-unit pendidikan Binus. Tidak kusangka, banyak juga...soalnya Binus International School ternyata tidak cuma satu, ada 2 atau 3 entahlah...dan perform masing-masing cukup lama. Ditambah lagi banyak sambutan, dari pendiri, rektor, direktur sampai ada talkshow dengan salah seorang direktur IBM secara hologram, bahkan teleconference. Dua hal terakhir, karena Binus ingin memamerkan kehebatannya dalam IT.

Yeah, ok punya memang...tapi aku ke sana ingin menonton Project Pop dan Rossa. Akhirnya dari jadwal di undangan tercantum jam 7-9 malam, acara belum selesai juga sampai jam 9.30. Bahkan dua artis yang kutunggu-tunggu tidak muncul juga huaaa...bosan dan bete mendengarkan berbagai sambutan yang jadi agak lebay, karena kebanyakan ituuuu...

So, aku dan Devina memutuskan pulang daripada kemalaman. Yah karena kami juga sama-sama kerja besok pagi. Dan makin malam justru susah mencari kendaraan.

Akhirnya...cuma cape, ditambah pengetahuan "menarik" tentang Binus yang kami dapat ;(
Semoga lain kali punya kesempatan lagi untuk menonton Project Pop dan Rossa. Bukan hanya menghadiri acara ultah yang mengecewakan seperti malam ini hiks....
*maaf ya para binusian, gitu panggilannya tadi*

-feifei-

Thursday, February 24, 2011

Everyday I Love You



by : Boyzone

I don't know but I believe
That some things are meant to be
And that you'll make a better me
Everyday I love you

I never thought that dreams came true
But you showed me that they do
You know that I learn somethng new
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul

It's a touch when I feel bad
It's a smile when I get mad
All the little things I am
Everyday I love you

Everyday I love you boy
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul

If I asked would you say yes?
Together we're the very best
I know that I am truly blessed
Everyday I love you

And I'll give you my best
Everyday I love you



-feifei-

Saturday, February 19, 2011

Bertemu Probosutedjo

Jumat lalu (11/2) aku bertandang ke rumah Probosutedjo, bersama Bang Robert dan Mba Evi. Kami datang ke rumah di Jalan Diponegoro 20, Menteng, mewawancarai adik seibu alm Pak Harto.

Probosutedjo, memang kelihatan sangat tua. Usianya 81 tahun, rambutnya sudah putih semua. Tapi aku salut...semangatnya tetap ada. Bahkan dia selalu tersenyum pada kami, walaupun pendengarannya tidak sempurna lagi. Memang, sepanjang pembicaraan kami, beberapa kali dia kurang mengerti dan akhirnya menjawab tidak nyambung dari yang kami tanyakan.




Di rumahnya, penuh berbagai perabotan. Suasananya, khas rumah orang kaya jaman baheula. Kira-kira ada 4-5 kumpulan sofa, sekaligus seperangkat meja makan di ruang tamunya yang luas, sekitar 8x10 meter. Entah berapa tepatnya, aku tidak menghitung hehe...

Alhasil, ruangan besar itu memang penuh. Terutama karena sofa-sofa itu cukup besar, berlapis kulit coklat dengan gaya klasik seperti di film-film mafia. Belum lagi, seperangkat meja makan bergaya klasik Victorian, lengkap dengan ukiran-ukiran di kursi dan mejanya. Di atas meja itu, dipenuhi berbagai buku dan majalah yang terutama tentang pertanian, bidang yang digeluti Probosutedjo di masa tuanya.

Di tengah-tengah, ada semacam tugu marmer hitam setinggi sekitar 1,5 meter dengan patung rajawali di atasnya. Entah apa maksudnya, kami sempat bertanya tapi Pak Probo, tidak menjawab dengan benar hehe...

Di sudut kanan, di depan tangga menuju lantai atas, ada piano besar berwarna putih. Lagi-lagi piano itu penuh ukiran gaya Victorian, bukan piano putih polos yang sering kita jumpai di televisi atau tempat lain. Piano dan meja makan itu seharusnya indah dan mahal, tapi sayang...usianya yang mungkin sudah tua, membuat cat-catnya mengelupas di beberapa sisi. Alhasil tidak mulus lagi, dan kurang nampak indah.

Oops..ornamen-ornamen di ruang tamu itu masih banyak. Di sela pintu-pintu kaca menuju ruangan lain dan balkon lantai dua, banyak foto-foto terpampang. Aku melihat ada dua foto besar di sudut kiri dan kanan. Satu buah foto (atau lukisan ya..) Pak Probo bersama istrinya, Ratmani. Di sana, Pak Probo memakai jas plus peci hitam sedangkan istrinya berkebaya hitam bunga-bunga. Di sudut lainnya, terpampang foto besar Alm Pak Harto dan Bu Tien Soeharto. Sedangkan di balkon, banyak terpasang foto-foto mereka semua ketika ibadah haji ke Mekkah.

Di usianya sekarang, Pak Probo memang masih segar kelihatannya. Tidak heran juga...karena sepertinya, kesehatannya selalu dicek setiap hari. Seperti waktu kami mau pulang setelah wawancara hari itu, beberapa pelayannya langsung datang membawa alat tensi darah. Entah apalagi yang dicek sesudah itu hehe...

Di halaman rumahnya, ada pintu gerbang yang dijaga dua satpam. Selain itu, banyak juga mobil diparkir di sana. Sepertinya, mobil para pegawai Pak Probo, yang mungkin terbagi antara bekerja dari rumah Diponegoro dan bekerja dari kantor-kantor resmi perusahaan keluarga Pak Probo.

Ketika hendak pulang, Pak Makiwawu, yang menemani kami sepanjang wawancara, berkata padaku “Kamu masih muda koq jerawatan? Sudah punya pacar? Mau dicarikan?”

Spontan kujawab, “Wah bapak terus terang banget, memang jerawatan nih pak...maklum gejolak kawula muda. Tapi sudah punya pacar pak hehe....”



Jumat seminggu sesudahnya, kami bertemu lagi. Kali ini, gara-gara Bang Robert minta sesi foto ulang dengan Pak Probo. Tempatnya? Di penthouse Hotel Le Meredien, hotel milik keluarga Probo. Di Lantai 21 itu, ada kamar penthouse besar yang diisi ‘gebyok’ alias rumah Jawa kuno, asli Jepara.

Jujur saja, aku terpesona. Rumah kuno yang diboyong dan dipasang lagi di tengah ibukota itu, masih asli. Apalagi, ukiran-ukirannya sangat detail baik di pintu, kusen, jendela ataupun tiang-tiang penyangganya. Kata Pak Probo, usianya sudah 300 tahun, dibeli dari seorang Lurah di Jepara. Semuanya, terbuat dari kayu jati asli...asli bahkan barangkali dari zaman Belanda belum masuk Indonesia. Wow...!!

Kamar itu tarifnya hampir US$ 4.000 per malam. Gilaaa....lebih mahal dari Bvlgari Resort Bali, kamarku yang harganya Rp 19 juta semalam atau cuma sekitar US$ 2.000 semalam.

Di dalamnya, ada dua kamar tidur yang sayangnya tidak asli. Yang dua ini, buatan yang disesuaikan dengan ‘gebyok’. Tapi ada yang menarik lainnya dari sini. ‘Gebyok’ itu punya beberapa cerita aneh-aneh, khas barang atau rumah peninggalan jaman baheula. Katanya, kebanyakan yang menginap akhirnya takut tidur sendiri di sana.

“Kamu kalau mau nginap di sini, boleh koq. Tapi tidur sendiri yaa...” kata Pak Makiwawu menawarkan.

“Wah nggak deh pak makasih hehehe...” sahutku dan Mba Evi ;p


-FeiFei-

Friday, February 18, 2011

Mengapa Sri Mulyani?




Suatu hari di bulan Desember 2010, ada sms masuk ke HPku. Rupanya dari Bpk Steve Susanto, mantan Executive Director PT Reliance Securities Tbk yang sekarang menjadi Associate Director PT UOB Kay Hian Securities.

“Devi, apa kabar? Bikin referensi buku saya ya...Mengapa Sri Mulyani.”
“Kabar baik pak...mau dibuat referensi dimana nih pak? Saya belum baca bukunya, nanti saya beli pak. Kalau ketemu, ditandatangan ya pak...:) “
“Terserah kamu dibuat referensi dimana saja. Ok nanti kalau ketemu saya tandatangan buat kamu.”

Aku akhirnya membeli buku itu di Gramedia Pluit Village, 8 Januari 2010. Tapi aku baru selesai membacanya, seperti biasa karena seringkali kutinggal-tinggal jadinya lama deh hehe... Sayangnya sampai sekarang aku belum sempat bertemu Pak Steve dan meminta tandatangannya di buku itu. Semoga bisa dalam waktu dekat.

Buku ini, memang menarik buatku. Soalnya, isinya (termasuk covernya) tentang seseorang yang sangat kukagumi, Sri Mulyani Indrawati. Yap, mantan Menteri Keuangan dua periode dari pertengahan pemerintahan SBY-JK sampai awal pemerintahan SBY-Boediono. Ibu tiga anak yang juga pernah jadi wonder woman lantaran merangkap dua jabatan Menkeu plus Menko Ekonomi, setelah Pak Boediono jadi Gubernur BI akhir tahun 2008.

Sosok itu juga beberapa kali kutemui ketika liputan, bahkan kami pernah foto ramai-ramai waktu penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007. Terakhir, aku ikutan foto berdesak-desakan dengan ibu wonder woman ini ketika perpisahan menjelang dia ke Washington DC untuk menjadi Managing Director World Bank. Waktu itu, perpisahan dibuat oleh para pelaku pasar modal di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place.



Anyway, buku Mengapa Sri Mulyani, Menyibak Tabir Bank Century memang membuatku penasaran juga. Sayangnya waktu peluncuran buku itu, aku tidak bisa hadir lantaran ada liputan, kalau tidak salah.

Membaca buku ini, membuat aku tahu, betapa besarnya dukungan para Facebookers Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati (KPI SMI). Terutama di saat sinetron Pansus Century tayang stripping di dua stasiun TV, yaitu Metro TV dan TV One, kalau tidak salah.

Awal tahun 2010 itu, kami memang dibuat penasaran soal kasus Bailout Bank Century (BOBC). Bahkan pasar modal ketika itu was-was, bagaimana kelanjutan kasus ini. Soalnya, jika memang semua tuduhan Pansus soal korupsi dan adanya dana bailout mengalir ke Partai Demokrat atau SMI atau Boediono, bubarlah sudah....bye bye prospek positif ekonomi Indonesia. Bakal ada penggulingan pemerintahan lagi, rush, or maybe riots. OMG please don’t make it happen...;(

Aneka peristiwa bermunculan dalam rentang waktu 2008-2010. Mulai dari timbulnya krisis ekonomi global, olengnya beberapa bank, bailout Bank Century, kasus Bibit-Chandra dengan cerita KPK, kemenangan mencolok Partai Demokrat serta kandidat presiden dan wapresnya, kemunculan buku Gurita Cikeas dan kegegerannya, pembentukan pansus menyusul gosip penyelamatan deposan kakap Bank Century Budi Sampoerna, termasuk interogasi yang dilaksanakan oleh para anggota pansus terhadap menteri, wapres dan pejabat negara lainnya.

Dari semua itu akhirnya muncul topik hangat, “Mengapa SMI-B menggelontorkan uang negara senilai Rp 632 miliar untuk membailout Robert Tantular, pemilik Bank Century (BC)?” dan “Apa gerangan yang menyebabkan nilai bailout berubah dari Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun dalam tempo singkat?”

Akhirnya tema yang sama ini bergeser menjadi “Mengapa dana negara yang digelontorkan untuk menyelamatkan konglomerat ‘hitam’ bisa melonjak dari Rp 0,6 triliun menjadi Rp 6,7 triliun dalam hitungan hari?” atau “Mengapa biaya bailout jadi membengkak tanpa bats dan siapa yang teruntungkan dari pembengkakan dana ini?”

Buku ini bercerita tentang bagaimana proses itu terjadi, termasuk profil SMI, kiprah, kinerja, sikap dan reputasi SMI di Indonesia ataupun di dunia. Sayangnya, kronologi tentang krisis global yang akhirnya membawa dampak bailout Bank Century, tidak dibicarakan dengan sangat detail. Ini hanya dibahas dalam satu bab berisi 30 halaman, berjudul Bagaimana SMI Bersikap?

Sisanya, bercerita tentang proses pendiskreditan SMI dan curhat para Facebookers KPI-SMI. Gaya bahasanya juga cenderung sangat mendukung SMI, yang dianggap korban politisasi kasus BOBC. Kalau boleh dikritik, memang kurang obyektif jika dilihat secara keseluruhan.

Tapi Pak Steve dalam kata pengantarnya memang mengatakan, buku ini merupakan kulminasi dari risalah diskusi harian para facebookers KPI-SMI. Melalui proses sintesa dan antitesa, risalah ini diolah, kemudian dikemas dan disajikan dalam gaya populer. Buku ini juga dirancang untuk memberikan stimulus dan inspirasi bagi para facebookers untuk melahirkan buku-buku berikutnya.

Bagaimanapun, aku senang karena buku ini juga menjadi tulisan para awam yang tulus mempercayai integritas SMI. Setidaknya bisa menambah wawasan untuk pihak-pihak yang secara obyektif ingin tahu tentang kasus BOBC yang sebenarnya...^^



Kejadian politik seputar gugatan Kasus Bank Century merupakan lembaran hitam dalam perjalanan reformasi negara kita...
Semuanya telah menjadi sejarah seketika setelah Sri Mulyani mengundurkan diri.
-Wimar Witoelar-

“Ada tiga definisi keberhasilan. Selama saya tidak mengkhianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang.”
-Sri Mulyani Indrawati-

Thursday, February 17, 2011

Supergirl - D'cinnamons



It’s not suppose to feel
it does suppose to be like this
I’m not what I used to be

soon that I can’t breath
I feel that I can’t be my self
strong when I’m alone

I’d try to get you out of my mind
and many times I try to step on the ground
but shades of you, taste of you, smell of you
spinning in my head…
goin' crazy just because of you

# take me out of here… 2x
I'm not my self, not I used to be
yes, I’m strong. I used to be a supergirl
well… I just miss being me

so long, I’ve blame my self dreamin but you
I don’t want to stop, and I hate to be alone
just tell me, where you are

I’m looking for you at many places
never bored askin people ’bout where you are
hey don’t you dare treat me like
you don’t know me

now you’re out of my world, don’t know
where to find you

back to #

ooo… that strong little girl
ooo… I don’t wanna be alone

you control me, you control me, ohh..
you control me ….
the way you are makes me don’t wanna go
won’t be alone anymore
you control me…

Tuesday, February 15, 2011

I.M.U.L

I.M.U.L - D'cinnamons



I got your message
an :A)
It's sign of little smile to me
from you tonight

I made a replay
A:(semi colon) A capital P
It's a wind of teasing eye from me
to you tonight

It's already late tonight, I cannot go to sleep
I tired counting sheep and lambs, didn't work
I miss you dear too much

I want to send you another message
I.M.U.L for the word I miss you love
sleep tight, sweet dreams, my love

It's getting hard to sleep
the feeling just not right
my mind is so full of you, got to see you
In to how your feel..

reff:
I miss you love..
I can't believe it, It's only been one day
But I miss you love

I miss you love.. I miss you love.. I miss you love..
I can't believe it, It's only been one day
But I miss you love

Thursday, February 10, 2011

Visits to Serpong....

Sabtu kemarin, sehari setelah teman-teman Fortune bertandang ke rumah dalam rangka Sin Cia. Aku bertandang ke Serpong, kali ini atas undangan gathering yang dibuat Julie Shie, salah satu sumber Fortune di edisi 40 Under 40 tahun 2010.

Perempuan hebat satu ini, memang sangat senang diwawancara Fortune dan tentunya Trijaya FM belakangan ini. Dia bahkan sempat borong 100 eksemplar Fortune 40 Under 40, lumayan turun dari sebelumnya dia berencana beli 3.000 eksemplar dan membuat Vitra lemes hehe...

Rumahnya di Villa Melati Vista, Serpong. Aku datang bersama Mba Ika dan Bang Robert, agak telat karena kami sampai sekitar pukul 13.00 dari undangan seharusnya 11.30 WIB. Tapi sesampainya di sana, kami justru termasuk orang-orang yang datang awal wow...:D

Rupanya selain gathering, Julie juga sekaligus merayakan Sin Cia dan ulang tahunnya ke 29. Sayang, putri, suami dan mertuanya urung datang lantaran putrinya angel sakit di Thailand. Di sana, kami bertemu dengan teman-teman yang tergabung dalam Indonesia Young Enterpreneur (IYE) dan cukup menyenangkan berbicara dengan mereka. Walaupun yang datang nggak terlalu banyak.

Acaranya, makan-makan dan ngobrol-ngobrol hehe...Tapi kami sangat appreciate karena undangan Julie dan apresiasinya yang hebat untuk Fortune. Padahal, kata Cristov, yang merekomendasikan dia pada Fortune, Julie selama ini nggak bersedia diwawancara. Makanya aku senang waktu akhirnya dia mau diwawancara Fortune dan orangnya sangat ramah ^^

Setelah ke rumah Julie, kami pun putar haluan ke rumah Mba Evi. Soalnya sejak dia lahiran anak kedua, kami belum pernah mengunjunginya. Sudah hampir malam waktu kami sampai ke rumah Mba Evi, karena dia sedang di Pamulang dan menunggu dia sampai rumah. Maklum saja, kami tidak memberi kabar sebelumnya dan mendadak mau datang. Padahal sudah direncanakan, walaupun nggak jelas jadi atau nggak.

Akhirnya di selang waktu itu, kami ke Giant depan Melati Mas Residence sekaligus membelikan voucher untuk kado Mba Evi. Soalnya kami bingung mau membelikan apa, lantaran anak kedua. Jadi logikanya, hampir semua perlengkapan bayi dia punya. So, biar dibeli sendiri saja hehe...

Kami juga sempat ke Teraskota Mall, dan aku diledek Mba Ika dan Bang Robert. Maklum saja, aku nggak pernah main ke Serpong hehehe...ternyata full, macet walaupun Sabtu. Tapi kota di pinggiran Jakarta itu sudah cukup maju dan padat ;(

Anak kedua Mba Evi, namanya Dasha, bulet gendut tapi putih dan cantik. Umurnya baru tiga bulan, tapi sudah sampai 6,5 kilogram wow...Padahal, dia diberikan ASI eksklusif hehe...Yah syukurlah bayinya sehat.

Ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, akhirnya pulang juga jam 7 malam. Aku, nebeng Bang Robert sampai Tol Kebon Jeruk dan pulang naik taksi ke Muara Karang. Yippiee...^^

-feifei-

Sin Cia Rame-Rame ^^



Selasa minggu lalu, tanggal 1 Februari 2011, 2 hari sebelum Sin Cia, papi & mami tanya apa aja yang mau kubawa ke kantor buat temen-temen. Taon-taon lalu, biasanya aku bawa kue keranjang, kue corn flakes coklat, nastar, kue kering, yang langsung ludes diserbu temen-temen waktu di Investor Daily.

Taon ini beda, karena aku sekarang sudah pindah ke Fortune, yang notabene personelnya lebih sedikit. Jadi, kebanyakan makanan yang kami bawa ke kantor, nggak langsung habis, alias tergeletak di meja tengah dan baru habis di sore hari hehe... Kalau kata Mba Pudji, yang eks Bisnis Indonesia dan sekarang di Forbes, itu berarti bukan wartawan karena nggak bar-bar hahaha...

Tapi kemarin, sebelum Sin Cia, Mba Ika pesen katanya nggak mau kue keranjang, kalau bisa bawa babi, barang haram itu. Akhirnya setelah kuceritakan sama mami, teman-teman kantor malah disuruh datang ke rumah untuk dijamu rame-rame. Setelah kuusulkan pada semua, alhasil kami sepakat datang ke rumah di hari Jumat sore untuk makan malam. Yah walaupun Sin Cia sebenarnya jatuh hari Kamis.

Jumat sekitar jam 5 sore, personel Fortune berbondong-bondong datang ke rumah. Dengan mobil milik Bang Robert dan satu lagi milik bos JBS, kami iring-iringan dari Kebon Jeruk ke Muara Karang, lewat JORR W II ^^

Papi berkali-kali telpon dan pesan untuk mengabari kalau sudah jalan. Rupanya mereka sangat antusias bakal kedatangan tamu hehe...Yah maklum saja, keluarga besar kami lebih banyak di Surabaya dan papi mami adalah salah satu anggota keluarga tertua, yang seharusnya lebih dikunjungi, daripada mengunjungi.

So, ada Mas JBS, Mba Ika, Bang Robert, Andin, Angga, Gugun, Patrick, Noven dan Afif yang datang ke rumah. Papi sudah masak dari siang, ada bakkut goreng tepung, bihun goreng babi, cuciok, kakap goreng asam manis dan sop ayam jagung. Selain tentunya, ada kue nastar, kue kering dan bolu tape buatanku yang disuguhkan.

Makanan nggak sampai habis, tapi semua kekenyangan. Bahkan kata Mba Ika, Angga dan Noven ngorok sepanjang perjalanan pulang, gara-gara mabok babi hahaha...
Lucu juga, baru kali ini teman-teman kantor bertandang ke rumah. Dan tentunya papi mami senang dikunjungi, karena rumah biasanya sepi. Apalagi kalau Sin Cia, konon lebih banyak tamu, lebih banyak hokie.

Teman-teman juga pulang dengan bungkusan masing-masing, dari sisa makanan yang kami masak sampai kue-kue buatanku. Semuanya pun ludes hehehe...

But it's fun...thanks anyway to all my friend ^^ Termasuk Widya yang datang jauh-jauh dari Depok bersama Edelweiss, yang ternyata sudah umur 6 tahun. Cepat banget waktu berlalu, padahal rasanya baru kemarin bertandang ke rumah Widya selepas dia baru melahirkan hehe...

Happy Chinese New Year, welcome Metal Rabbit Year ^^



-feifei-

Friday, January 21, 2011

How To Make Sushi...



Sushiii....;p

Belakangan ini, aku doyan banget makan sushi...

Yah sejak mencoba sushi di Makisu, sampai sekarang aku selalu menantikan waktunya makan sushi lagi. Terutama yang pakai unagi hmmm...very delicious ;p

Tapi sering-sering makan sushi, bakal bikin bankrut. Seporsi dengan enam potong sushi biasanya sekitar Rp 40-50 ribu. Apalagi di Makisu, kena pajak 20% mahalnyaaa....hiks...;(
Walaupun memang sih, makan sushi plus unagi di Makisu bisa membuatku sangat menikmatinya sampai senyum-senyum sendiri hahaha....

Ehmm...gara-gara itu, aku jadi mikir gimana caranya bikin sushi? Bisa nggak ya bikin sendiri?



Gara-gara iseng browsing-browsing tentang master chef di youtube, aku malah nemu video-video cara bikin sushi, termasuk cara memotong dan menguliti unagi yang ternyata serem...padahal enak ;p
Tapi ternyata, kalau lihat di video, bikin sushi simpel juga...walaupun nggak tau sih prakteknya gimana hehehe....

Cekidot di salah dua link ini... ^_^

http://www.youtube.com/watch?v=Q19Uez7lh18&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=xFcOQw0VQFM&feature=relmfu





Indah Pada Waktunya...

Baru saja membaca ayat alkitab di Pengkotbah 3... “Ia akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”

Hmm...membaca ini, membuatku tenang. Yah sebelumnya aku berdoa dan bicara tentang berbagai kekhawatiranku, hingga harus menangis. Tapi itulah jawabanNya...”Segala sesuatu ada waktunya”, begitu katanya.

Pribadi satu ini memang luar biasa. Dia selalu membuatku sampai pada keadaan terdesak, banyak pikiran melintas di kepala hingga aku merasa tak mampu berbuat apa-apa. Yah memang, aku termasuk orang yang gemar mengandalkan kekuatan sendiri selama aku merasa mampu...sampai aku menyerah dan bilang, “Oke Tuhan, aku nggak sanggup. Aku mau pakai kekuatanMu saja...”

Berkali-kali seperti itu, tapi rasanya aku memang cukup bebal...selalu merasa bisa sendiri. Intinya, nggak kapok-kapok hehe...

Tadi, kepalaku dipenuhi keinginan untuk menghindari konflik. Memang, aku terkenal cuek dan nggak mau terlibat banyak urusan, terutama di keluarga. Berbagai konflik yang kutau dan membuatku berada di tengah-tengah tanpa bisa berbuat apapun, membuatku cenderung mengambil sikap diam. Yah..diam tanpa harus banyak bicara, nanti semua akan berlalu dan baik-baik saja.

Berada di tengah, tanpa harus memihak tapi tak mampu berbuat banyak, memang nggak enak...Benar-benar nggak enak...

Tapi entah, beberapa tahun belakangan aku sudah mulai berubah. Tentunya, lagi-lagi karena banyak konflik yang membuatku menyerah dan membiarkan Dia bekerja. Ke depan, aku masih harus menghadapi banyak konflik lagi...dan pada akhirnya, harus membiarkan Dia bekerja terus menerus dalam diriku. Soalnya memang, tidak semua konflik bisa dihindari. Dan untuk yang satu ini, benar-benar harus kuhadapi.

Semoga, semuanya tetap baik-baik saja dan nggak ada konflik serius ke depannya. Aku cape harus berhadapan dengan situasi yang sama, tanpa bisa berbuat banyak. Iman sebesar biji sesawi, akan mampu memindahkan gunung...Kuharap aku punya biji sesawi itu, dan membiarkan Dia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya...

-feifei-

Thursday, January 13, 2011

Kampong Korea

Ternyata ada tempat yang dikenal sebagai Kampong Korea di dekat Jakarta, tepatnya Karawaci, Tangerang. Hmm...sebenarnya, tempat ini tidak serta merta dibuat sengaja sebagai Kampong Korea. Nama sebenarnya adalah Karawaci Office Park, dan ruko-ruko di dalam kompleks ini malah disebut Pintu Besar, Pintu Air, Pinangsia...yang justru serupa dengan nama kawasan pecinan Kota Tua Jakarta ;p

Mungkin lebih tepatnya tidak sengaja, karena orang-orang Korea di Indonesia banyak berkumpul di sini. Suasananya pun sekilas tidak berbeda dengan kompleks ruko perkantoran lainnya. Hanya saja, jika diamati, cukup banyak nuansa Korea di kompleks ini, terutama restaurant Korea. Namanya pun lucu-lucu, seperti Kang Na Ru, Dae Gok, dan sebagainya (aku lupa hehe...)

Tidak ketinggalan, ada minimarket Korea di sini, namanya Hanil Market. Barang yang dijual? Tentu saja 80% asli Korea...pemiliknya pun orang Korea.
Sore ini, aku, Andin dan Bang Robert datang mengubek-ubek kompleks ini. Toko yang kami masuki hanya Hanil Market, soalnya yang lain restaurant, dan kami tidak suka makanan Korea hehe...

Cukup lama di dalam, aku dan Andin mengamati segala macam barang yang dijual mereka. Mulai dari snack, mie instan, minuman, sabun mandi, pasta gigi, bumbu dapur Korea, makanan beku ala Korea, sampai coklat dan biskuit yang tadinya kami kira DVD karena bergambar artis Korea bergaya klasik hehehe...

Harga barang-barangnya memang agak mahal, maklum saja impor semua. Aku pun akhirnya membeli Pepero, snack sejenis Pocky tetapi dengan taburan almond, dan minuman kaleng yang kusebut jus Dewi Persik, karena isinya adalah minuman rasa buah persik hahaha...



Bang Robert mencari aman, dengan membeli coklat dan es krim saja...yang tentunya ala Korea, lengkap dengan huruf-huruf kanji Korea yang tak bisa kami baca ;p

Andin, membeli snack semacam Hello Panda berisi coklat (tidak tahu mereknya, huruf yang bisa kami baca hanya Choco), lalu snack Anak Mas ala Korea, dan terakhir minuman kotak sari kedelai hitam. Soal yang satu ini, aku sempat nyeletuk...
Fei : "Wah hebat, di sini kedelai hitam dijadiin kecap. Ini di Korea dijadiin minuman. Apa rasanya ya?"
Andin : "Iya nih, lucu ya..aneh. Cobain ahh..."

Dan akhirnya, dugaanku benar...minuman itu benar-benar seperti kecap,hanya saja rasanya tawar tidak manis atau asin. Andin pun kapok dan tidak mau menghabiskannya hehehe...

"Makanya gua langsung nyari yang aman-aman aja, coklat sama es krim. Semua bisa dimakan," kata Bang Robert sambil menertawakan Andin, hehehe...

-feifei-