Monday, March 14, 2011

Es Krim Ragusa



Es krim Ragusa....
Setelah tahu dari lama, akhirnya aku makan juga es krim ala Italia yang ngetrend di jaman Hindia Belanda ini. Ihiiyy....;p

Dari dulu, aku nggak tahu tempat yang pasti dari toko es krim ini. Tapi hmm..sekitar 2 tahun lalu (tetep aja uda lama) aku sempat lewat toko es krim Ragusa di Jalan Veteran I. Waktu itu aku sedang dalam perjalanan liputan bersama Mba Silvy, wartawan Bisnis Indonesia.

Sudah lama juga pengen ajak Billy ke sini, buat nyoba es krim jaman Belanda ini. Akhir tahun lalu, sempat mau mengajak Billy sekeluarga ke sini. Tapi sayang jalan di sebelah Masjid Istiqlal tutup dan aku tidak tahu harus lewat jalan mana.

Akhirnyaaa...hari minggu kemarin (13/2) aku ke sana, bareng Devina. Sehari sebelumnya aku browsing di google map, jalan masuk ke sana selain jalan sebelah Masjid Istiqlal. Ternyata bisa lewat Monas. Setelah menjemput Devina di Grogol, kami segera meluncur ke Veteran. Btw aku akhirnya menyetir mobil sendiri dalam jarak cukup jauh. Terbilang nekat, tapi yang penting pede dan ternyata bisaaa...yippiee..^^

Anyway, akhirnya kami sampai juga di Es Krim Ragusa yang sudah berdiri sejak 1932. Toko itu kecil dan terselip di antara deretan toko lain yang juga masih berbau jaman Hindia Belanda, salah satunya Dapur Babah Elite. Suasananya pun jadoel, lengkap dengan deretan meja kayu dan kursi rotan, mesin hitung yang sudah kelihatan tua. Ditambah lagi ruangan itu tidak ber-AC, hanya mengandalkan kipas angin.

Dinding kanan kiri toko ini juga dipenuhi jajaran foto-foto jadoel. Ada foto keluarga Ragusa, pendiri toko ini yang berasal dari Italia. Ada juga foto suasana toko es krim ini di jaman Hindia Belanda, atau foto cafe es krim Ragusa di Pasar Gambir tahun 1930an. Tapi untuk suasana kuno, masih agak kalah dengan Sumber Hidangan di Braga, Bandung. I really luv that place hehe...

Aku pun memesan Coupe de Maison, isinya satu scoope es krim vanilla dan di atasnya ada lagi satu scoope es krim nougat warna hijau, plus taburan kacang. Sedangkan Devina pesan satu scoope es krim vanilla saja. Lagi-lagi disajikan bergaya jadoel, dengan gelas piala yang terbuat dari stainless steel dan nampaknya memang sudah jadoel ;p



Ughh..tapi kesenangan kami berubah tidak lama kemudian karena rasanya ternyata mengecewakan. Memang sih es krim ini terasa sekali terbuat dari susu dan gula asli. Tapi terlalu manis...dan membuat kami eneg ;(
Untung saja aku tidak memesan es krim spaghetti atau banana split yang katanya favorit dan porsinya besar. Soalnya kami memang masih kenyang, gara-gara baru saja makan.

Dengan susah payah akhirnya kami menghabiskan dua gelas es krim itu. Sayang rasanya kurang cocok bagi kami, padahal aku suka suasana jadoel di sana. Yeah aku memang selalu suka tempat-tempat berbau Hindia Belanda kuno, seru rasanya ^^

Tapi sepertinya banyak juga pecinta es krim ini. Soalnya selama di sana, aku melihat ada dua pasang kakek nenek yang asyik menikmati es krim. Kupikir, mereka pasti masih suka bernostalgia. Sepertinya mereka sering makan di sana sejak masih muda hehe... Selain itu, meja-meja di sana juga banyak diisi keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anak plus saudara lainnya. Jadi, penggemar es krim ini lumayan juga.

Tapi biar bagaimanapun akhirnyaaa...aku mencoba es krim Ragusa. Mungkin boleh juga kalau iseng-iseng ke sana lagi suatu hari nanti ;p

-FeiFei-

No comments:

Post a Comment