Tuesday, May 31, 2011

Mengenal Eros…

Masih lekat dalam benakku, hari dimana aku menyambut pagi yang menggebu.
Hari inikah jawabannya, Tuhan? Membahagiakan atau mengecewakan?
Aku tak pernah tahu…
Yang kulakukan hanya mempersiapkan diri bertemu seorang teman lama di sebuah mall di Jakarta.

Malam pada hari itu, aku terdiam tak percaya. Rasanya aneh ketika aku mendapatkan jawabanNya…membahagiakan.
Hampir satu tahun lamanya, aku bertanya, meminta, sekaligus dibentukNya.
Percaya, bahwa tidak ada yang mustahil jika Dia berkenan memberikan apapun yang kita harapkan.

Aku masih ingat, hari dimana aku memutuskan untuk berusaha…
“Ayo mencoba, jika tidak maka kita tak pernah tahu.”
“Ayo berani, sampai kapan harus berdiam diri?”
“Ayo lawan diri sendiri, sampai kapan tembok raksasa itu tak kau runtuhkan?”

Hmm..ya..ya…
Jari jemariku bergerak-gerak menekan tuts keyboard, mencoba mengetik sebuah pesan.
Tidak..tidak..
Tidak begini kalimatnya…
Jariku bergerak lagi menekan tuts backspace, lalu kembali menekan huruf-huruf.
Sudah pas kah?
Hmm..belum..coba kulihat lagi…
OK…begitu saja kalimatnya…
Send…send…
Ahh…tapi, yakin akan dikirim?
Atau tidak perlu ya? Biarkan saja…biarkan rasa ini terkubur dalam-dalam?
Tapi…ayolah…coba saja…
Baiklah…klik send…
OK…send…

Kupejamkan mataku…
Sambil mencoba mengatasi bunyi dentuman yang mengetuk-ngetuk di dalam dadaku.
Baiklah..aku sudah mengirimnya.
Lalu bagaimana jika tidak dijawab?
Yah…setidaknya aku sudah mencoba.
Artinya…aku harus siap dengan apapun konsekuensinya. Ya…

Satu hari…dua hari…
Entah berapa hari lamanya aku menunggu…
Membuka inbox setiap hari, mencari jawaban atas pesanku
Sampai akhirnya, jawaban itu muncul.
Judulnya “Re: Halloo..”

Deg..deg…
Isi yang biasa, jawaban atas sapaan teman lama.
Tapi hatiku sangat bahagia…

Dari sana, semuanya berlanjut. Pesan berantai terkirim, dengan berbagai cerita tentang kehidupan kami sehari-hari.
Yah maklum saja, kini kami berjauhan.
Antara Parisj van Java dan Pulau Dewata, aku jatuh cinta…

Hari demi hari, kuisi dengan penantian akan pesan baru darinya.
Di sela setiap kepusingan menyelesaikan satu tahap kehidupanku.

Dari sana, setiap hari aku berdoa…bagiku dan baginya…
Eros, bentuk kasih yang sebelumnya kuanggap mitos semata
Rupanya diam-diam, dia datang dan mengubah diriku
Lewat doa, pribadiku pun dibentuk...
Padahal, berkali-kali aku berkata ketika lelah menghampiriku…
“Sudah…sudah…lelah sekali hati ini rasanya.”
“Sudah…sudah…apa kamu yakin, jawabannya iya?”
“Sudah…sudah…apa dia memikirkanmu ketika kamu memikirkan dia?”

Hingga berkali-kali aku juga berdoa…
“Tuhan, jika jawabannya tidak…bolehkah segera katakan padaku?”
“Tuhan, cepatlah berikan jawabanMu…aku mulai lelah.”

“Sabar nak…tenang saja…tenanglah…sampai kubentuk dirimu dengan kasihKu.”
Begitu jawaban yang selalu kuterima.

Seorang temanku pernah berkata…
“Fei, mendoakan seseorang yang kita sayangi, bukan berarti meminta dia juga punya perasaan yang sama dengan kita.”
“Fei, itu berarti kita mendoakan dia, mohon berkat bagi dia, mohon perlindungan bagi dia, mohon setiap hal yang terbaik bagi dia.”
“Fei, berdoalah terus bagi dia…sampai kamu mencintainya dalam doa, dan menemukan jawabannya.”

Ya…Tapi bisakah aku?
Hati ini tak pernah mengizinkan siapapun tinggal berlama-lama di dalamnya.
Hati ini tak pernah mengizinkan berharap akan seseorang kaum adam.
Mitos, itu hanya mitos saja…tidak ada yang nyata…
Begitu pikirku…

Tapi, Dia berkata lain…
Bisa Fei…jika Aku berkata iya…

Benarkah Tuhan?
“Iya, dan ayo…belajar berharap untuk sang Eros,” begitu jawabNya.

Hari itu, hari yang sama seperti saat ini…empat tahun lalu.
Dia memberikan jawabanNya…
Dia membuktikannya…tiada yang mustahil bagi Dia.
Meski segala sesuatunya tampak tak mungkin bagi kita…

Dan sejak hari itu, aku berkata padaNya…
Terima kasih Tuhan, untuk pribadiku yang dibentuk luar biasa…
Aku tidak ingin menyesali, apapun yang akan terjadi ke depan.
Karena Kau telah mengenalkanku pada Sang Eros yang sesungguhnya.
Karena kasih, selalu berupaya untuk memberi…tanpa mengharap kembali…
Terima kasih, Kau ajarkan aku kasih yang sejati…
Kau ajarkan aku mengasihi seperti yang Engkau lakukan
Meski kasihku sangat jauh dari sempurna dibandingkan kasihMu

-feifei-

No comments:

Post a Comment