Sunday, February 27, 2011

Acara Ultah Mengecewakan

Hari Jumat sore, aku mendapat dua buah undangan di mejaku, acara Ulang Tahun ke-30 Bina Nusantara (Binus). Tempatnya di Central Park (CP), dan tidak cukup menarik, makanya teman-teman tidak ada yang berebut ke sana.

Walaupun awalnya enggan, akhirnya kuputuskan pergi juga. Kupikir, lumayan karena ada artis Project Pop dan Rossa yang bakal tampil di sana. Akhirnya aku mengajak Devina untuk ikut, soalnya kos dia tidak jauh dari CP. Yupe...Tanjung Duren, yang seharusnya bisa dijangkau dengan jalan kaki ke CP walaupun bikin gempor haha...

So, Minggu sore (27/2) aku bertandang ke kosnya. Kami juga sangat semangat dandan karena ditulis untuk menggunakan dress code formal di undangan itu. Lalu, kami berangkat ke CP naik bajaj dari sana. Walaupun sudah wangi, rapi dan cantik, tetap saja naiknya bajaj haha..

Acaranya molor, dari jadwal undangan jam 7 malam akhirnya baru mulai sekitar jam 8 malam. Pembukaannya lumayan juga, karena ada Duo Percussion, PSM Ubinus, penari-penari cilik dari Binus School dan Orkestra, yang walaupun menurut kami, suaranya agak cempreng ;p

Pembawa acaranya lumayan terkenal, salah satunya Susan Bachtiar. Satunya lagi aku tidak kenal, namanya Donny de Keizer?? Kalau tidak salah begitu...

Acaranya juga banyak diisi perform dari unit-unit pendidikan Binus. Tidak kusangka, banyak juga...soalnya Binus International School ternyata tidak cuma satu, ada 2 atau 3 entahlah...dan perform masing-masing cukup lama. Ditambah lagi banyak sambutan, dari pendiri, rektor, direktur sampai ada talkshow dengan salah seorang direktur IBM secara hologram, bahkan teleconference. Dua hal terakhir, karena Binus ingin memamerkan kehebatannya dalam IT.

Yeah, ok punya memang...tapi aku ke sana ingin menonton Project Pop dan Rossa. Akhirnya dari jadwal di undangan tercantum jam 7-9 malam, acara belum selesai juga sampai jam 9.30. Bahkan dua artis yang kutunggu-tunggu tidak muncul juga huaaa...bosan dan bete mendengarkan berbagai sambutan yang jadi agak lebay, karena kebanyakan ituuuu...

So, aku dan Devina memutuskan pulang daripada kemalaman. Yah karena kami juga sama-sama kerja besok pagi. Dan makin malam justru susah mencari kendaraan.

Akhirnya...cuma cape, ditambah pengetahuan "menarik" tentang Binus yang kami dapat ;(
Semoga lain kali punya kesempatan lagi untuk menonton Project Pop dan Rossa. Bukan hanya menghadiri acara ultah yang mengecewakan seperti malam ini hiks....
*maaf ya para binusian, gitu panggilannya tadi*

-feifei-

Thursday, February 24, 2011

Everyday I Love You



by : Boyzone

I don't know but I believe
That some things are meant to be
And that you'll make a better me
Everyday I love you

I never thought that dreams came true
But you showed me that they do
You know that I learn somethng new
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul

It's a touch when I feel bad
It's a smile when I get mad
All the little things I am
Everyday I love you

Everyday I love you boy
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul

If I asked would you say yes?
Together we're the very best
I know that I am truly blessed
Everyday I love you

And I'll give you my best
Everyday I love you



-feifei-

Saturday, February 19, 2011

Bertemu Probosutedjo

Jumat lalu (11/2) aku bertandang ke rumah Probosutedjo, bersama Bang Robert dan Mba Evi. Kami datang ke rumah di Jalan Diponegoro 20, Menteng, mewawancarai adik seibu alm Pak Harto.

Probosutedjo, memang kelihatan sangat tua. Usianya 81 tahun, rambutnya sudah putih semua. Tapi aku salut...semangatnya tetap ada. Bahkan dia selalu tersenyum pada kami, walaupun pendengarannya tidak sempurna lagi. Memang, sepanjang pembicaraan kami, beberapa kali dia kurang mengerti dan akhirnya menjawab tidak nyambung dari yang kami tanyakan.




Di rumahnya, penuh berbagai perabotan. Suasananya, khas rumah orang kaya jaman baheula. Kira-kira ada 4-5 kumpulan sofa, sekaligus seperangkat meja makan di ruang tamunya yang luas, sekitar 8x10 meter. Entah berapa tepatnya, aku tidak menghitung hehe...

Alhasil, ruangan besar itu memang penuh. Terutama karena sofa-sofa itu cukup besar, berlapis kulit coklat dengan gaya klasik seperti di film-film mafia. Belum lagi, seperangkat meja makan bergaya klasik Victorian, lengkap dengan ukiran-ukiran di kursi dan mejanya. Di atas meja itu, dipenuhi berbagai buku dan majalah yang terutama tentang pertanian, bidang yang digeluti Probosutedjo di masa tuanya.

Di tengah-tengah, ada semacam tugu marmer hitam setinggi sekitar 1,5 meter dengan patung rajawali di atasnya. Entah apa maksudnya, kami sempat bertanya tapi Pak Probo, tidak menjawab dengan benar hehe...

Di sudut kanan, di depan tangga menuju lantai atas, ada piano besar berwarna putih. Lagi-lagi piano itu penuh ukiran gaya Victorian, bukan piano putih polos yang sering kita jumpai di televisi atau tempat lain. Piano dan meja makan itu seharusnya indah dan mahal, tapi sayang...usianya yang mungkin sudah tua, membuat cat-catnya mengelupas di beberapa sisi. Alhasil tidak mulus lagi, dan kurang nampak indah.

Oops..ornamen-ornamen di ruang tamu itu masih banyak. Di sela pintu-pintu kaca menuju ruangan lain dan balkon lantai dua, banyak foto-foto terpampang. Aku melihat ada dua foto besar di sudut kiri dan kanan. Satu buah foto (atau lukisan ya..) Pak Probo bersama istrinya, Ratmani. Di sana, Pak Probo memakai jas plus peci hitam sedangkan istrinya berkebaya hitam bunga-bunga. Di sudut lainnya, terpampang foto besar Alm Pak Harto dan Bu Tien Soeharto. Sedangkan di balkon, banyak terpasang foto-foto mereka semua ketika ibadah haji ke Mekkah.

Di usianya sekarang, Pak Probo memang masih segar kelihatannya. Tidak heran juga...karena sepertinya, kesehatannya selalu dicek setiap hari. Seperti waktu kami mau pulang setelah wawancara hari itu, beberapa pelayannya langsung datang membawa alat tensi darah. Entah apalagi yang dicek sesudah itu hehe...

Di halaman rumahnya, ada pintu gerbang yang dijaga dua satpam. Selain itu, banyak juga mobil diparkir di sana. Sepertinya, mobil para pegawai Pak Probo, yang mungkin terbagi antara bekerja dari rumah Diponegoro dan bekerja dari kantor-kantor resmi perusahaan keluarga Pak Probo.

Ketika hendak pulang, Pak Makiwawu, yang menemani kami sepanjang wawancara, berkata padaku “Kamu masih muda koq jerawatan? Sudah punya pacar? Mau dicarikan?”

Spontan kujawab, “Wah bapak terus terang banget, memang jerawatan nih pak...maklum gejolak kawula muda. Tapi sudah punya pacar pak hehe....”



Jumat seminggu sesudahnya, kami bertemu lagi. Kali ini, gara-gara Bang Robert minta sesi foto ulang dengan Pak Probo. Tempatnya? Di penthouse Hotel Le Meredien, hotel milik keluarga Probo. Di Lantai 21 itu, ada kamar penthouse besar yang diisi ‘gebyok’ alias rumah Jawa kuno, asli Jepara.

Jujur saja, aku terpesona. Rumah kuno yang diboyong dan dipasang lagi di tengah ibukota itu, masih asli. Apalagi, ukiran-ukirannya sangat detail baik di pintu, kusen, jendela ataupun tiang-tiang penyangganya. Kata Pak Probo, usianya sudah 300 tahun, dibeli dari seorang Lurah di Jepara. Semuanya, terbuat dari kayu jati asli...asli bahkan barangkali dari zaman Belanda belum masuk Indonesia. Wow...!!

Kamar itu tarifnya hampir US$ 4.000 per malam. Gilaaa....lebih mahal dari Bvlgari Resort Bali, kamarku yang harganya Rp 19 juta semalam atau cuma sekitar US$ 2.000 semalam.

Di dalamnya, ada dua kamar tidur yang sayangnya tidak asli. Yang dua ini, buatan yang disesuaikan dengan ‘gebyok’. Tapi ada yang menarik lainnya dari sini. ‘Gebyok’ itu punya beberapa cerita aneh-aneh, khas barang atau rumah peninggalan jaman baheula. Katanya, kebanyakan yang menginap akhirnya takut tidur sendiri di sana.

“Kamu kalau mau nginap di sini, boleh koq. Tapi tidur sendiri yaa...” kata Pak Makiwawu menawarkan.

“Wah nggak deh pak makasih hehehe...” sahutku dan Mba Evi ;p


-FeiFei-

Friday, February 18, 2011

Mengapa Sri Mulyani?




Suatu hari di bulan Desember 2010, ada sms masuk ke HPku. Rupanya dari Bpk Steve Susanto, mantan Executive Director PT Reliance Securities Tbk yang sekarang menjadi Associate Director PT UOB Kay Hian Securities.

“Devi, apa kabar? Bikin referensi buku saya ya...Mengapa Sri Mulyani.”
“Kabar baik pak...mau dibuat referensi dimana nih pak? Saya belum baca bukunya, nanti saya beli pak. Kalau ketemu, ditandatangan ya pak...:) “
“Terserah kamu dibuat referensi dimana saja. Ok nanti kalau ketemu saya tandatangan buat kamu.”

Aku akhirnya membeli buku itu di Gramedia Pluit Village, 8 Januari 2010. Tapi aku baru selesai membacanya, seperti biasa karena seringkali kutinggal-tinggal jadinya lama deh hehe... Sayangnya sampai sekarang aku belum sempat bertemu Pak Steve dan meminta tandatangannya di buku itu. Semoga bisa dalam waktu dekat.

Buku ini, memang menarik buatku. Soalnya, isinya (termasuk covernya) tentang seseorang yang sangat kukagumi, Sri Mulyani Indrawati. Yap, mantan Menteri Keuangan dua periode dari pertengahan pemerintahan SBY-JK sampai awal pemerintahan SBY-Boediono. Ibu tiga anak yang juga pernah jadi wonder woman lantaran merangkap dua jabatan Menkeu plus Menko Ekonomi, setelah Pak Boediono jadi Gubernur BI akhir tahun 2008.

Sosok itu juga beberapa kali kutemui ketika liputan, bahkan kami pernah foto ramai-ramai waktu penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007. Terakhir, aku ikutan foto berdesak-desakan dengan ibu wonder woman ini ketika perpisahan menjelang dia ke Washington DC untuk menjadi Managing Director World Bank. Waktu itu, perpisahan dibuat oleh para pelaku pasar modal di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place.



Anyway, buku Mengapa Sri Mulyani, Menyibak Tabir Bank Century memang membuatku penasaran juga. Sayangnya waktu peluncuran buku itu, aku tidak bisa hadir lantaran ada liputan, kalau tidak salah.

Membaca buku ini, membuat aku tahu, betapa besarnya dukungan para Facebookers Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati (KPI SMI). Terutama di saat sinetron Pansus Century tayang stripping di dua stasiun TV, yaitu Metro TV dan TV One, kalau tidak salah.

Awal tahun 2010 itu, kami memang dibuat penasaran soal kasus Bailout Bank Century (BOBC). Bahkan pasar modal ketika itu was-was, bagaimana kelanjutan kasus ini. Soalnya, jika memang semua tuduhan Pansus soal korupsi dan adanya dana bailout mengalir ke Partai Demokrat atau SMI atau Boediono, bubarlah sudah....bye bye prospek positif ekonomi Indonesia. Bakal ada penggulingan pemerintahan lagi, rush, or maybe riots. OMG please don’t make it happen...;(

Aneka peristiwa bermunculan dalam rentang waktu 2008-2010. Mulai dari timbulnya krisis ekonomi global, olengnya beberapa bank, bailout Bank Century, kasus Bibit-Chandra dengan cerita KPK, kemenangan mencolok Partai Demokrat serta kandidat presiden dan wapresnya, kemunculan buku Gurita Cikeas dan kegegerannya, pembentukan pansus menyusul gosip penyelamatan deposan kakap Bank Century Budi Sampoerna, termasuk interogasi yang dilaksanakan oleh para anggota pansus terhadap menteri, wapres dan pejabat negara lainnya.

Dari semua itu akhirnya muncul topik hangat, “Mengapa SMI-B menggelontorkan uang negara senilai Rp 632 miliar untuk membailout Robert Tantular, pemilik Bank Century (BC)?” dan “Apa gerangan yang menyebabkan nilai bailout berubah dari Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun dalam tempo singkat?”

Akhirnya tema yang sama ini bergeser menjadi “Mengapa dana negara yang digelontorkan untuk menyelamatkan konglomerat ‘hitam’ bisa melonjak dari Rp 0,6 triliun menjadi Rp 6,7 triliun dalam hitungan hari?” atau “Mengapa biaya bailout jadi membengkak tanpa bats dan siapa yang teruntungkan dari pembengkakan dana ini?”

Buku ini bercerita tentang bagaimana proses itu terjadi, termasuk profil SMI, kiprah, kinerja, sikap dan reputasi SMI di Indonesia ataupun di dunia. Sayangnya, kronologi tentang krisis global yang akhirnya membawa dampak bailout Bank Century, tidak dibicarakan dengan sangat detail. Ini hanya dibahas dalam satu bab berisi 30 halaman, berjudul Bagaimana SMI Bersikap?

Sisanya, bercerita tentang proses pendiskreditan SMI dan curhat para Facebookers KPI-SMI. Gaya bahasanya juga cenderung sangat mendukung SMI, yang dianggap korban politisasi kasus BOBC. Kalau boleh dikritik, memang kurang obyektif jika dilihat secara keseluruhan.

Tapi Pak Steve dalam kata pengantarnya memang mengatakan, buku ini merupakan kulminasi dari risalah diskusi harian para facebookers KPI-SMI. Melalui proses sintesa dan antitesa, risalah ini diolah, kemudian dikemas dan disajikan dalam gaya populer. Buku ini juga dirancang untuk memberikan stimulus dan inspirasi bagi para facebookers untuk melahirkan buku-buku berikutnya.

Bagaimanapun, aku senang karena buku ini juga menjadi tulisan para awam yang tulus mempercayai integritas SMI. Setidaknya bisa menambah wawasan untuk pihak-pihak yang secara obyektif ingin tahu tentang kasus BOBC yang sebenarnya...^^



Kejadian politik seputar gugatan Kasus Bank Century merupakan lembaran hitam dalam perjalanan reformasi negara kita...
Semuanya telah menjadi sejarah seketika setelah Sri Mulyani mengundurkan diri.
-Wimar Witoelar-

“Ada tiga definisi keberhasilan. Selama saya tidak mengkhianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang.”
-Sri Mulyani Indrawati-

Thursday, February 17, 2011

Supergirl - D'cinnamons



It’s not suppose to feel
it does suppose to be like this
I’m not what I used to be

soon that I can’t breath
I feel that I can’t be my self
strong when I’m alone

I’d try to get you out of my mind
and many times I try to step on the ground
but shades of you, taste of you, smell of you
spinning in my head…
goin' crazy just because of you

# take me out of here… 2x
I'm not my self, not I used to be
yes, I’m strong. I used to be a supergirl
well… I just miss being me

so long, I’ve blame my self dreamin but you
I don’t want to stop, and I hate to be alone
just tell me, where you are

I’m looking for you at many places
never bored askin people ’bout where you are
hey don’t you dare treat me like
you don’t know me

now you’re out of my world, don’t know
where to find you

back to #

ooo… that strong little girl
ooo… I don’t wanna be alone

you control me, you control me, ohh..
you control me ….
the way you are makes me don’t wanna go
won’t be alone anymore
you control me…

Tuesday, February 15, 2011

I.M.U.L

I.M.U.L - D'cinnamons



I got your message
an :A)
It's sign of little smile to me
from you tonight

I made a replay
A:(semi colon) A capital P
It's a wind of teasing eye from me
to you tonight

It's already late tonight, I cannot go to sleep
I tired counting sheep and lambs, didn't work
I miss you dear too much

I want to send you another message
I.M.U.L for the word I miss you love
sleep tight, sweet dreams, my love

It's getting hard to sleep
the feeling just not right
my mind is so full of you, got to see you
In to how your feel..

reff:
I miss you love..
I can't believe it, It's only been one day
But I miss you love

I miss you love.. I miss you love.. I miss you love..
I can't believe it, It's only been one day
But I miss you love

Thursday, February 10, 2011

Visits to Serpong....

Sabtu kemarin, sehari setelah teman-teman Fortune bertandang ke rumah dalam rangka Sin Cia. Aku bertandang ke Serpong, kali ini atas undangan gathering yang dibuat Julie Shie, salah satu sumber Fortune di edisi 40 Under 40 tahun 2010.

Perempuan hebat satu ini, memang sangat senang diwawancara Fortune dan tentunya Trijaya FM belakangan ini. Dia bahkan sempat borong 100 eksemplar Fortune 40 Under 40, lumayan turun dari sebelumnya dia berencana beli 3.000 eksemplar dan membuat Vitra lemes hehe...

Rumahnya di Villa Melati Vista, Serpong. Aku datang bersama Mba Ika dan Bang Robert, agak telat karena kami sampai sekitar pukul 13.00 dari undangan seharusnya 11.30 WIB. Tapi sesampainya di sana, kami justru termasuk orang-orang yang datang awal wow...:D

Rupanya selain gathering, Julie juga sekaligus merayakan Sin Cia dan ulang tahunnya ke 29. Sayang, putri, suami dan mertuanya urung datang lantaran putrinya angel sakit di Thailand. Di sana, kami bertemu dengan teman-teman yang tergabung dalam Indonesia Young Enterpreneur (IYE) dan cukup menyenangkan berbicara dengan mereka. Walaupun yang datang nggak terlalu banyak.

Acaranya, makan-makan dan ngobrol-ngobrol hehe...Tapi kami sangat appreciate karena undangan Julie dan apresiasinya yang hebat untuk Fortune. Padahal, kata Cristov, yang merekomendasikan dia pada Fortune, Julie selama ini nggak bersedia diwawancara. Makanya aku senang waktu akhirnya dia mau diwawancara Fortune dan orangnya sangat ramah ^^

Setelah ke rumah Julie, kami pun putar haluan ke rumah Mba Evi. Soalnya sejak dia lahiran anak kedua, kami belum pernah mengunjunginya. Sudah hampir malam waktu kami sampai ke rumah Mba Evi, karena dia sedang di Pamulang dan menunggu dia sampai rumah. Maklum saja, kami tidak memberi kabar sebelumnya dan mendadak mau datang. Padahal sudah direncanakan, walaupun nggak jelas jadi atau nggak.

Akhirnya di selang waktu itu, kami ke Giant depan Melati Mas Residence sekaligus membelikan voucher untuk kado Mba Evi. Soalnya kami bingung mau membelikan apa, lantaran anak kedua. Jadi logikanya, hampir semua perlengkapan bayi dia punya. So, biar dibeli sendiri saja hehe...

Kami juga sempat ke Teraskota Mall, dan aku diledek Mba Ika dan Bang Robert. Maklum saja, aku nggak pernah main ke Serpong hehehe...ternyata full, macet walaupun Sabtu. Tapi kota di pinggiran Jakarta itu sudah cukup maju dan padat ;(

Anak kedua Mba Evi, namanya Dasha, bulet gendut tapi putih dan cantik. Umurnya baru tiga bulan, tapi sudah sampai 6,5 kilogram wow...Padahal, dia diberikan ASI eksklusif hehe...Yah syukurlah bayinya sehat.

Ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, akhirnya pulang juga jam 7 malam. Aku, nebeng Bang Robert sampai Tol Kebon Jeruk dan pulang naik taksi ke Muara Karang. Yippiee...^^

-feifei-

Sin Cia Rame-Rame ^^



Selasa minggu lalu, tanggal 1 Februari 2011, 2 hari sebelum Sin Cia, papi & mami tanya apa aja yang mau kubawa ke kantor buat temen-temen. Taon-taon lalu, biasanya aku bawa kue keranjang, kue corn flakes coklat, nastar, kue kering, yang langsung ludes diserbu temen-temen waktu di Investor Daily.

Taon ini beda, karena aku sekarang sudah pindah ke Fortune, yang notabene personelnya lebih sedikit. Jadi, kebanyakan makanan yang kami bawa ke kantor, nggak langsung habis, alias tergeletak di meja tengah dan baru habis di sore hari hehe... Kalau kata Mba Pudji, yang eks Bisnis Indonesia dan sekarang di Forbes, itu berarti bukan wartawan karena nggak bar-bar hahaha...

Tapi kemarin, sebelum Sin Cia, Mba Ika pesen katanya nggak mau kue keranjang, kalau bisa bawa babi, barang haram itu. Akhirnya setelah kuceritakan sama mami, teman-teman kantor malah disuruh datang ke rumah untuk dijamu rame-rame. Setelah kuusulkan pada semua, alhasil kami sepakat datang ke rumah di hari Jumat sore untuk makan malam. Yah walaupun Sin Cia sebenarnya jatuh hari Kamis.

Jumat sekitar jam 5 sore, personel Fortune berbondong-bondong datang ke rumah. Dengan mobil milik Bang Robert dan satu lagi milik bos JBS, kami iring-iringan dari Kebon Jeruk ke Muara Karang, lewat JORR W II ^^

Papi berkali-kali telpon dan pesan untuk mengabari kalau sudah jalan. Rupanya mereka sangat antusias bakal kedatangan tamu hehe...Yah maklum saja, keluarga besar kami lebih banyak di Surabaya dan papi mami adalah salah satu anggota keluarga tertua, yang seharusnya lebih dikunjungi, daripada mengunjungi.

So, ada Mas JBS, Mba Ika, Bang Robert, Andin, Angga, Gugun, Patrick, Noven dan Afif yang datang ke rumah. Papi sudah masak dari siang, ada bakkut goreng tepung, bihun goreng babi, cuciok, kakap goreng asam manis dan sop ayam jagung. Selain tentunya, ada kue nastar, kue kering dan bolu tape buatanku yang disuguhkan.

Makanan nggak sampai habis, tapi semua kekenyangan. Bahkan kata Mba Ika, Angga dan Noven ngorok sepanjang perjalanan pulang, gara-gara mabok babi hahaha...
Lucu juga, baru kali ini teman-teman kantor bertandang ke rumah. Dan tentunya papi mami senang dikunjungi, karena rumah biasanya sepi. Apalagi kalau Sin Cia, konon lebih banyak tamu, lebih banyak hokie.

Teman-teman juga pulang dengan bungkusan masing-masing, dari sisa makanan yang kami masak sampai kue-kue buatanku. Semuanya pun ludes hehehe...

But it's fun...thanks anyway to all my friend ^^ Termasuk Widya yang datang jauh-jauh dari Depok bersama Edelweiss, yang ternyata sudah umur 6 tahun. Cepat banget waktu berlalu, padahal rasanya baru kemarin bertandang ke rumah Widya selepas dia baru melahirkan hehe...

Happy Chinese New Year, welcome Metal Rabbit Year ^^



-feifei-