Tengah malam, dua hari lalu. Aku tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah kabar. Seorang teman, adik kelas di kampus, telah pergi mendahuluiku. Rupanya, dua tahun belakangan dia mengidap kanker. Walaupun sempat dioperasi dan dinyatakan sembuh, sel-sel ganas itu rupanya masih menggerogoti tubuhnya hingga tak sanggup lagi bertahan.
Elizabeth Yuliana, adik kelasku yang kuliah di Jurusan Psikologi, Universitas Padjadjaran, angkatan 2004. Parasnya cantik, putih dan imut.
Aku masih ingat, ketika kami mengadakan Temu Kenal Keluarga Mahasiswa Katolik (TK KMK) tahun 2004. Saat itu, aku menerima cukup banyak pesanan untuk memotretnya. Maklum saja, beberapa senior mengincar Yuli, begitu dia disapa, di ajang perkenalan yang memang diadakan tiap tahun itu.
Sepanjang perjalanan kuliah, aku tidak lagi banyak berhubungan dekat dengannya. Soalnya, kami memang beda fakultas. Dan awalnya, Yuli juga tidak terlalu tampak banyak terlibat di kegiatan KMK ataupun Mudika Jatinangor. Ketidakdekatan ini juga yang membuatku tidak mengetahui riwayat penyakitnya, sebelum kabar mengejutkan itu.
Malam tadi, misa requiem sudah dilakukan di Rumah Duka RS Dharmais Jakarta. Foto di depan peti jenazahnya, masih sama seperti Yuli yang kukenal. Cantik ketika tersenyum...
Pastor yang membawakan misa mengatakan, mungkin Yuli meninggal dalam usia cukup muda. Tetapi bukan tahun saja yang sebenarnya menjadi ukuran, namun juga hidupnya yang tidak bercela. Teman-teman Yuli, banyak berdatangan, termasuk dosen di jurusannya. Papa Yuli pun berterima kasih dan menyadari, betapa anaknya telah memberikan banyak kasih kepada orang-orang di sekelilingnya.
Yah baik Yuli, atau siapapun manusia akan menghadapNya suatu hari nanti. Ketika itu, hanya iman, hidup tidak bercela, yang berkenan bagiNya yang akan menjadi bekal memasuki pintu surga.
Jika memikirkan semua ini, setiap kepenatan dan kepusingan atas masalah-masalah dalam hidup, rasanya tak lagi berarti. Yah karena semua masalah itu tidak dibawa mati, tidak lagi kita hadapi ketika mati. Hanya kasihNya yang akan memampukan setiap insan memasuki kerajaan surga.
Jika demikian adanya, mengapa ya aku masih sering khawatir dengan segala masalah yang harus kuhadapi? Padahal ada Dia, Pribadi yang selalu mengasihiku, selalu ada bagiku, dan telah menyediakan tempatku di surga. Mengapa khawatir? Padahal, ada iman, pengharapan, dan kasih...yang tidak pernah berhenti mengalir bagiku.
-feifei-